Selasa 08 Jun 2021 16:35 WIB

Muslim di Kanada Kembali Jadi Korban Serangan Kebencian

Keluarga Muslim di Kanada jadi korban serangan kebencian, empat orang tewas.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Anggota Selamati meletakkan bunga tanda berduka di lokasi penabrakan keluarga Muslim di London, Ontario, Kanada, 7 Juni 2021. Polisi mengatakan serangan tersebut merupakan kejahatan kebencian anti-Islam.
Foto:

Perdana Menteri Ontario Doug Ford mentweet bahwa "keadilan harus ditegakkan atas tindakan kebencian yang mengerikan yang terjadi."

Menjelang sore kemarin, masyarakat berbondong-bondong menyalurkan simpati dan empatinya dengan membawa serangkaian bunga dan kiriman doa bagi korban. Mereka juga membawa plakat berisi keprihatinan atas kejadian tersebut. Kampanye GoFundMe untuk mendukung anggota keluarga korban juga telah mengumpulkan hampir C$120.000 (Rp. 1,4 miliar) dalam waktu satu jam.

Acara doa bersama juga diselenggarakan di sebuah masjid sekitar lokasi kejadian perkara untuk menghormati para korban. 

"Ini adalah serangan teroris di tanah Kanada, dan harus ditindak dengan tegas,” kata Mustafa Farooq, kepala Dewan Nasional Muslim Kanada.

London, yang memiliki sekitar 400.000 penduduk, memiliki komunitas Muslim yang besar dan Holder mengatakan bahasa Arab adalah bahasa kedua yang paling banyak digunakan setelah bahasa Inggris di kota itu.

Seorang tetangga korban mengatakan bahwa dia sempat bertemu dengan keluarga itu pada hari libur, sebelum serangan terjadi. Dia juga menggambarkan Syed Afzaal, kepala keluarga yang tewas bersama tiga anggota keluarganya yang lain. 

"Dia (Afzaal) adalah seorang pria yang hangat, aktif dalam kegiatan masyarakat, anggota tetap masjid kami, ayah yang sangat, sangat hebat," katanya.

"Dia suka jalan-jalan bersama keluarganya. Hampir setiap malam, mereka jalan-jalan."

Kesedihan juga diungkapkan Sekolah Menengah Oakridge, tempat salah satu anak yang tewas dalam kejadian belajar. “Seluruh siswa dan staf kami akan sangat merindukannya,” ujarnya dalam sebuah pernyataan sekolah. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement