Kamis 10 Jun 2021 19:50 WIB

Kemenkes Rancang Strategi Tekan Kasus DBD Hingga 2030

Kemenkes menargetkan menekan laju kasus kurang dari 37 per 100 ribu penduduk.

Petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk memutus siklus hidup nyamuk aedes aegypti di salah satu kompleks perumahan di Kelurahan Lepolepo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (6/10/2020). Pengasapan itu untuk mencegah meluasnya wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) serta memutus siklus hidup nyamuk aedes aegepty.
Foto: Antara/Jojon
Petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk memutus siklus hidup nyamuk aedes aegypti di salah satu kompleks perumahan di Kelurahan Lepolepo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (6/10/2020). Pengasapan itu untuk mencegah meluasnya wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) serta memutus siklus hidup nyamuk aedes aegepty.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Strategi menekan laju kasus demam berdarah di Indonesia tengah dirancang Kementerian Kesehatan. Kemenkes menargetkan menekan laju kasus kurang dari 37 per 100 ribu penduduk pada 2030.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Didik Budijanto mengatakan strategi itu tertuang dalam draft Peraturan Menteri Kesehatan tentang penanggulangan penyakit dengue di Indonesia.

Baca Juga

"Sasarannya adalah mengurangi angka kematian hingga 0,2 persen dan mengurangi jumlah kasus baru atau insiden rate nasional kurang dari 37 per 100 ribu penduduk di tahun 2030," katanya saat menjadi pembicara dalam Temu Media Virtual bertajuk "Asean Dengue Day 2021" yang dipantau di Jakarta, Kamis siang.

Didik mengatakan terdapat tiga strategi utama yang dilakukan, di antaranya pengendalian vektor, peningkatan surveilens dan deteksi dini dan tata kelola kasus.Tiga strategi tersebut, kata Didik, memiliki tantangan yang berbeda di setiap daerah.

Misalnya pengendalian vektor yang harus memberdayakan masyarakat, contohnya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang belum membudaya di masyarakat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement