IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Umrah dan Haji, Mahfudz Djaelani, menanggapi pengumuman pembatasan ibadah haji oleh Arab Saudi. Dia menlai, ini terjadi karena kondisi pandemi virus korona yang belum membaik.
“Ini karena situasi corona. Sebelum Saudi mengumumkan, Indonesia sudah ambil langkah, tidak memberangkatkan jamaah. Jadi, Saudi mempunyai aturan sendiri juga,” kata Mahfudz kepada Republika.co.id, Sabtu (12/5).
Keputusan ini berarti pemerintah Saudi benar-benar ingin menjaga dan melindungi warga negaranya dengan hanya mengizinkan 60 ribu jamaah. Itu pun kata dia sudah divaksin dan dites usap.
“Mau diapakan lagi kalau Saudi sudah mengumumkan ini,” ujar dia.
Namun, Mahfudz menyayangkan, lobi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia sekarang masih kurang. Sebaiknya, untuk umroh dan haji selanjutnya pemerintah diminta untuk lebih banyak melobi kepada pemerintah Arab Saudi.
“Harus lebih giat lobi Saudi. Lobi yang sekarang masih kurang. Saya mohon kepada para pejabat yang egonya besar tolong kurangi. Kalau tahun depan umroh dan haji tidak bisa juga, habis sudah,” ucap dia.
Sebelumnya, Kerajaan Saudi secara resmi mengumumkan bahwa haji tahun ini kembali digelar terbatas. Hanya 60 ribu jamaah dari berbagai negara yang sudah berdiam di Saudi yang dibolehkan berhaji tahun ini.
"Sehubungan perkembangan Covid-19 yang masih berlangsung dan hadirnya mutasi-mutasi baru, pelaksanaan haji akan dibatasi pada penduduk dan warga negara di dalam kerajaan saja," tulis akun Twitter resmi Kementerian Haji dan Umrah Saudi, Sabtu (12/6).