Senin 14 Jun 2021 11:03 WIB

PM Selandia Baru Kritik Film Serangan Christchurch

Jacinda Ardern Kritik Film Serangan Christchurch

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Subarkah
Perdana Menteri Jacinda Ardern (tengah, berkerudung krem) meresmikan plakat peringatan bagi korban teror penembakan di Masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru, Kamis (24/9).
Foto:

 

Petisi penghentian produksi film
 
Asosiasi muslim National Islamic Youth Association mengirimkan petisi untuk menghentikan produksi film tersebut. Lebih dari 58 ribu orang sudah menandatangani petisi tersebut. Asosiasi mengatakan film itu 'mengesampingkan korban dan penyintas dan justru fokus pada respon seorang perempuan kulit putih'. 

Proyek ini tidak meminta saran dari masyarakat muslim Selandia Baru. Naskah film ini ditulis warga Selandia Baru Andrew Niccol. 

"Entitas dan individu seharusnya tidak mencari keuntungan komersial dan profit dari tragedi yang menimpa komunitas kami, kekejaman seperti itu juga tidak boleh dijadikan sensasi," kata anggota dewan National Islamic Youth Association Haris Murtaza. 

Penyair muslim Mohammed Hassan mengatakan para pembuat film harus fokus pada masyarakat yang terdampak pada penyerang tersebut. Tidak menggunakan mereka sebagai alat untuk menyampaikan cerita bagus mengenai Ardern. 

"Anda tidak bisa menceritakan kisah ini, Anda tidak bisa menjadikan narasi White Saviour, ini bukan cerita Anda," cicitnya. 

Pelaku penyerangan yakni supremasi kulit putih asal Australia Brenton Tarran dihukum penjara seumur hidup tanpa syarat. Pertama kalinya Selandia Baru menjatuhi hukuman seumur hidup tanpa ada kemungkinan bebas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement