IHRAM.CO.ID, BANTUL -- Kegiatan ekonomi di pasar rakyat atau pasar tradisional di seluruh kecamatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menghidupi 48 ribu jiwa. Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Sukrisna Dwi Susanto mengatakan saat ini pemerintah daerah mengelola 32 pasar dengan jumlah pedagang tercatat 11.186 orang.
Jika digabung dengan pedagang arahan kurang lebih 12 ribu orang. "Kalau diasumsikan masing-masing pedagang mempunyai empat jiwa termasuk pedagang, berarti 12 ribu dikalikan empat, jadi di Bantul pasar rakyat bisa menghidupi 48 ribu sampai 50 ribu jiwa, cukup banyak, yang mana pasar ini sangat kompleks," katanya, Senin (14/6).
Menurut dia, di masa pandemi Covid-19, pada awalnya pedagang merasakan dampak luar biasa, bahkan berdasarkan data yang Dinas Perdagangan himpun, pada semester dua 2020 pertumbuhan ekonomi Bantul minus lima persen. "Tetapi alhamdulillah sekarang sudah mulai bangkit tumbuh sekitar satu sampai tiga persen untuk pemulihan ekonomi, jadi memang tugas antara tim pencegahan Covid-19 dengan tugas kami sebagai pemulihan ekonomi tidak mudah," katanya.
Sukrisna mengatakan yang perlu dipikirkan dan diupayakan pemerintah adalah pemulihan ekonomi dan pencegahan penyebaran Covid-19. Kegiatan perdagangan pasar harus beriring dan berjalan secara bersamaan.
"Sekarang kalau di pasar-pasar dan kawasan PKL sudah ada wastafel, di situ juga penjualan berjarak, tidak berkerumun, meja kami atur sedemikian rupa, seperti pusat kuliner di Imogiri kami atur berjarak, setiap tenant kami beri wastafel, dan sekarang sudah ramai sekali," katanya.
Terkait pengembangan pusat perdagangan, dia mengatakan, khusus Pasar Seni Gabusan di Jalan Parangtritis yang notabene bukan pasar sayur mayur akan dibenahi dan ditambah fasilitas agar bisa menarik wisatawan untuk berbelanja. "Khusus untuk Pasar Seni Gabusan ini ke depan akan kami arahkan menjadi pasar tematik seperti Pasar Sukowati di Gianyar Bali, jadi seperti pasar seni dan wisata," katanya.