IHRAM.CO.ID,
JAKART--Tidak mudah untuk mengetahui bahwa haji seseorang itu mabrur atau mardud (tidak diterima hajinya). Apalagi menyaksikan langsung pada orang yang baru saja pulang dari menunaikan ibadah haji.
Mokh Syaiful Bakhri mengatakan setidaknya haji mambrur bisa diketahui dari tanda-tandanya. Menurut Al-asan Al-Bashri, tandanya ialah sepulang dari menaikkan Haji, hatinya menjadi semakin zuhud atau tidak dikuasai oleh kemewahan hidup di dunia.
"Di bertambah keinginannya kepada akhirat," katanya dalam bukunya Belum Haji Sudah Mabrur.
Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali, di antara tanda diterimanya haji seseorang ialah meninggalkan kemaksiatan yang menjadi kebiasaan sebelumnya mengganti teman-temannya yang durhaka dengan teman-teman yang shalih. Meninggalkan majelis-majelis permainan dan kelalaian lalu mengganti dengan majelis dzikir dan kesadaran.
"Selain kedua tanda tersebut, masih ada tanda lainnya yaitu Allah memberikan keberkahan dalam hidupnya," katanya
Jamaah haji sepulang dari menunaikan Ibadah Haji, pintu rezekinya terbuka luas. Allah mengganti dengan berlipat ganda seluruh biaya yang digunakan untuk menunaikan ibadah haji.
"Pendek kata, setelah pergi usaha sukses, rumah tangganya sakinah dan amal ibadahnya semakin meningkat," katanya.
Bila tanda-tanda seperti yang disebut oleh Al Hasan Al bashri Al Ghazali dan tanda terakhir tidak nampak pada orang yang setelah menunaikan ibadah haji, boleh jadi ibadah hajinya tidak diterima oleh Allah. Dan ini menjadi suatu penyesalan bagi jamaah haji.
"Sebutannya adalah Haji mardud atau ibadah haji nya ditolak," katanya.
Ali Yusuf
Advertisement