Kamis 17 Jun 2021 19:45 WIB

Institut Daarul Quran Gelar Diskusi Kebangsaan

Institut Daarul Quran menggelar diskusi wawasan kebangsaan

Diskusi Kebangsaan Idaqu
Foto:

Prof. Armai yang sudah malang melintang di berbagai organisasi untuk membina pendidikan anak bangsa pun turut menyuarakan pandangannya. Ia pun sependapat dengan Prof. Amir. Menurutnya, dalam bidang pendidikan, tujuannya pun harus membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa.

Selanjutnya, Prof. Thib Raya juga menerangkan hal serupa. Ia menambahkan bahwa dengan dasar sila pertama itu, masyarakat Indonesia juga harus bekerja dan berkarya. “Dan semua keahlian itu harus mencapai kehidupan kalian,” jelasnya.

Dino Pati Dajalal yang lama menempuh studi di luar negeri mengungkapkan salah satu kekuatan Indonesia yang selama ini masih belum tereksploitasi, yakni ekonomi. Peraih gelar doktor di London School of Economics and Political Science ini juga berujar, wawasan kebangsaan juga harus selaras dengan menjaga identitas bangsa.

“Kalau kita mau unggul di abad 21, kita harus menjaga identitas disertai dengan keunggulan,” jelasnya.

Adhyaksa Daud jadi panelis “dadakan” dalam acara ini. Pengalamannya menjadi Menteri tentu amat berharga bagi wawasan kebangsaan masyarakat Indonesia, khususnya bagi para pemuda.

Adhyaksa pun kembali mengutip sila dalam Pancasila, seperti panelis lain. Namun, ia menekankan pada sila ke-4. Menurutnya, isu-isu kebangsaan yang terjadi saat ini tak lain karena aktualisasi hikmah dan kebijaksanaan seperti dalam sila ke-4 itu sudah sirna.

“Kita harus dipimpin dengan orang yang punya hikmah. Hikmah ini diambil dari ajaran agama,” terangnya. Karena bagaimanapun, menurutnya, Pancasila merupakan bagian dari ajaran agama, khususnya Agama Islam.

 

Adhyaksa menjadi panelis terakhir yang memberikan pandangannya terhadap wawasan kebangsaan. Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil pun menutup diskusi dengan memimpin pembacaan doa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement