IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Ibadah haji memerlukan finasial mapan (istithaah) secara finasial meski diperlukan banyak biaya, jamaah tidak dibenarkan menghamburkan uangnya untuk yang tidak perlu dengan alasan untuk ibadah haji.
Larangan menghambur-hamburkan uang atau boros disampaikan Allah SWT dalam surat Al Isra 27 yang artinya.
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya."
Untuk itu jauhilah pola hidup yang konsumtif dan pindah ke dalam hidup yang tidak berlebih-lebihan, saat melakukan ibadah haji. Jamaah akan hidup dengan kebutuhan yang sangat minimal dan mendasar yang tidak dapat jamaah lakukan pada hari-hari biasa yang mewah.
"Ibadah haji adalah waktu untuk merenungkan apa yang dinginkan dan apa jamaah benar-benar dibutuhkan untuk kehidupan damai di bumi ini," kata Dr Husna Ahmad dalam bukunya 'Haji Ramah Lingkungan'
Husna mengatakan, jamaah haji perlu mengambil pelajaran tentang perjalanan dua pemuda Muslim asal Afrika Selatan. Mereka melakukan perjalanan dari Cape Town ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji dengan cara yang sangat ramah lingkungan. "Mereka (Nathim Cairncross dan Imtiyaz Ahmad Haron) naik sepeda ke Makkah," katanya.
Keduanya goes dengan jarak tempuh hampir 11 ribu km dengan waktu tempuh sembilan bulan. Untuk itu jika jamaah memiliki cukup banyak waktu dapat mempertimbangkan melakukan perjalanan laut atau darat menggunakan kereta api, bukan melalui udara. "Hal ini karena kondisi karbon melalui perjalanan udara sangat besar," katanya.
Karena jika jamaah melakukan hal itu darah jamaah dapat mendanai proyek amal lingkungan lokal sebagai penyeimbang dari besarnya jejak karbon yang dihasilkan dari bermil-mil perjalanan udara. Tindakan sederhana seperti menanam pohon juga akan membantu jamaah mengurangi jejak karbon tersebut.