IHRAM.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memastikan pemilihan umum Turki akan digelar pada 2023, sesuai jadwal yang telah ditentukan. Berbicara dihadapan Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) pada Rabu (30/6), Erdogan menolak tuntutan oposisi untuk menggelar pemilihan umum lebih awal.
"Juni 2023 adalah kalender pemilihan Turki. Ini adalah keputusan kami sebagai Aliansi Rakyat, ini adalah tanggal yang kami umumkan," kata Erdogan, merujuk pada aliansi pemilihan dan pemungutan suara Partai AK dan Partai Gerakan Nasionalis (MHP).
Erdogan mengatakan, pemerintah akan berusaha lebih keras dan berhati-hati untuk tidak meninggalkan Turki di tangan Aliansi Bangsa oposisi dan anggota terbesarnya, yaitu Partai Rakyat Republik (CHP) dan Good Party (IYI). "Itulah mengapa kami mengatakan, kami tidak akan meninggalkan rumah yang tidak kami masuki, kami tidak akan meninggalkan hati yang tidak kami sentuh dan menangkan. Kami telah memerintah negara dengan kebijakan kerja dan pelayanan," ujar Erdogan, dilansir Anadolu Agency.
Partai AK secara konsisten membantah rumor tentang pemilihan umum awal. Masalah pemilihan lebih cepat digaungkan oleh oposisi utama pemimpin CHP, Kemal Kılıcdaroglu. Pada 9 Oktober, dia memanggil pemimpin MHP, Devlet Bahceli, meminta pemilihan lebih awal karena Turki dinilai tidak dikelola dengan baik.
Selain membahas pemilihan umum, Erdogan juga membicarakan tentang mega-proyek Kanal Istanbul. Erdogan mengatakan, kanal itu akan membuka babak baru dalam pembangunan negara itu.
"Salah satu fitur terpenting dari proyek ini adalah akan menghilangkan beban serius dari sudut transformasi dan perubahan perkotaan," kata Erdogan.
Dengan proyek tersebut, para pejabat juga dapat fokus pada zona seismik di Istanbul, yang memiliki risiko gempa bumi. Erdogan menekankan bahwa kanal itu akan menjadi sumber kebanggaan nasional.
"Kami ingin warga kami terus hidup di tempat yang jauh lebih aman, bukan di daerah bermasalah. Kami akan melakukan operasi ini di Istanbul dengan membangun rumah tahan gempa baru (dibsepanjang kanal),” ujar Erdogan.
Kanal sepanjang 45 kilometer rencananya akan dibangun di sebelah barat pusat kota, di sisi Eropa provinsi Istanbul. Pembangunan terusan dengan kapasitas harian 185 kapal ini diharapkan selesai pada 2025-2026.
Total biaya proyek ini diproyeksikan mencapai 15 miliar dolar AS. Biaya enam jembatan baru yang melintasi kanal senilai 1,4 miliar dolar AS. Pembangunan kanal Istanbul akan melibatkan sekitar 500 pekerja konstruksi.
Mega-proyek Kanal Istanbul, bertujuan untuk mencegah risiko yang ditimbulkan oleh kapal yang membawa pengiriman berbahaya melalui Selat Bosphorus. Pembangunan kanal telah disetujui oleh Kementerian Lingkungan dan Urbanisasi Turki.