Ahad 04 Jul 2021 11:34 WIB

Haji Perjalanan Wisatanya Umat Islam

Haji Perjalanan Wisatanya Umat Islam

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Haji Perjalanan Wisatanya Umat Islam. Foto: ilustrasi Jamaah Haji Nigeria
Foto: EPA-EFE/AMEL PAIN
Haji Perjalanan Wisatanya Umat Islam. Foto: ilustrasi Jamaah Haji Nigeria

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Ibadah haji merupakan perjalanan wisata (rihlah) spiritual. Dr K.H Asep Zaenal Ausop, M.Ag mengatakan, Alquran, secara berulang-ulang, memerintahkan manusia mengorbankan sebagian waktunya untuk melakukan sirrah, wisata, atau perjalanan.

"Hal ini untuk mengetahui dan merekam peninggalan sejarah umat terdahulu, baik umat yang kufur maupun umat yang sholeh," kata KH Asep  dalam bukunya 'Haji: Falsafah, Syariah dan Rihlah'.

Baca Juga

KH Asep menyampaikan wisata ini sesuai firman Allah SWT di dalam surat at-Taubah ayat 112 ditegaskan bahwa orang-orang yang baik adalah orang-orang yang bertaubat (tabi'un) yang beribadat  (abidun) orang-orang yang memuji Allah (amidun) orang-orang yang melawat (sa'ihun).

"Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, yang memuji Allah, yang melawat yang rukuk, yang sujud dan yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat mungkar, dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu."

KH Asep mengatakan, bahwa menurut Muhammad Jamaluddin al-Qasimi, kata 'sa'ihun' yang berasal dari akar kata 'siyahah' berarti perjalanan wisata. Karena itu seyogianya manusia menyisihkan sebagai waktu untuk melakukan perjalanan wisata bermanfaat.

"Perjalanan wisata juga dapat meningkatkan iman dan keyakinan kita kepada Allah SWT," katanya.

Wisata juga sangat dianjurkan bagi kaum wanita. Hal ini sesuai firman Allah dalam surat Al-Tahrim ayat 5 yang menyebutkan 'sa'ihat' yakni para wisatawan wanita. Beberapa ayat yang memerintahkan wisata spiritual, antara lain dalam surat Al-Mukmin ayat 21 dan surah al-Ankabut ayat 20.

"Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan lebih banyak bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah."

" Katakanlah, "Berjalanlah di muka bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian Allah menjadikan sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement