IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Melalui keluarga Nabi Ibrahimlah syariat haji yang memerlukan kekuatan fisik, akal dan ekonomi dimulai. Dan hal itu sebagai tanda kasih sayang Allah kepada Nabi Ibrahim dan keturunannya.
Saniyasnain Khan mengisahkan, dahulu kala, kira-kira 4 ribu tahun yang lalu, di sebuah tempat yang jauh bernama Ur di Irak lahirlah seorang anak yang bernama Ibrahim. Ia sangat ramah, berhati lembut dan yakin bahwa Allah memberinya kebijaksanaan ketika ia masih kecil.
"Allah sangat sayang kepadanya sehingga menjadi kekasih-Nya," kata
Saniyasnain Khan dalam bukunya 'Ibadah Haji Agar Kita Memahami Secara Tepat'.
Ketika Ibrahim tumbuh dewasa ia menjadi seorang nabi yang agung. Ia mengajarkan kebenaran dan pesan Allah (risalah) dengan kaumnya. Kemudian ia berangkat ke Suriah Palestina dan Mesir. Ketika seorang anak yang tampan lahir dari istrinya yang bernama Hajar, Ibrahim diperintahkan oleh Allah agar pergi ke suatu tempat bersama istri dan anaknya yang masih bayi.
"Tempat itu sekarang kita kenal sebagai Makkah," kata Saniyasnain Khan.
Dan anaknya yang masih bayi itu bernama Ismail. Mereka semua berangkat selama berhari-hari sehingga sampai di suatu lembah yang sunyi dan tandus. Lembah itu terletak di dekat bukit kecil yaitu Safa dan Marwah.
Saniyasnain Khan menyampaikan, Ibrahim, yang lahir pada tahun 1861 SM di Ur, adalah seorang nabi yang agung. Ketika masih muda, ia mulai berdakwah kepada orang-orang agar menyembah Allah yang Maha Esa tetapi mereka menolak dan terus-menerus menyembah berhala.
"Karena Ibrahim terus berdakwah orang-orang termasuk ayahnya, memusuhinya," katanya.
Maka ia meninggalkan rumah karena tidak ingin bermusuhan dengan mereka. Ia pergi ke Suriah tempat Ibrahim menyampaikan risalah Allah. Selanjutnya, atas petunjuk Allah, Ibrahim ergi ke Palestina dan Mesir akhirnya tinggal di Arab.
"Ibrahim diuji oleh Allah. Setiap ujian berhasil ia lalui dan keimanannya kepada Allah semakin kuat," katanya.
Bersama putranya Ismail, Ibrahim membangun pondasi Ka'bah mengabdikan diri untuk memelihara rumah Allah ini sambil berdoa. Dan doa ayah dan anak ini diabadikan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 127.
"Ya Allah, terimalah ini dari kami! Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Melihat."