IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan ibadah haji sekarang ini begitu mudah dan bisa ditempuh dalam hitungan jam. Namun dahulu sebelum ada kendaraan dan pesawat terbang, waktu tempuh bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
"Jamaah haji biasanya berangkat dalam beberapa rombongan dengan mengendarai unta. Itu merupakan perjalanan lama dan sulit menjadi pengembaraan yang luar biasa," kata Saniyasnain Khan dalam bukunya 'Ibadah Haji Agar Kita Memahami Secara Tepat'
Perjalan haji hanya mampu dijalani oleh Kafilah (rombongan pedagang) haji. Misalnya jika Kafilah dari Mesir ingin ibadah haji maka membutuhkan waktu hampir 2 bulan melintasi gurun Sinai dan beresiko mendapat serangan para perampok.
Untuk meminimalisasi risiko, Kafilah-kafilah lain berkumpul di Damaskus dan perjalanan mereka ke Mekah membutuhkan waktu sebulan. Kafilah-kafilah yang besar ini seperti kota-kota yang bergerak dan perjalanan 6 ribu jamaah haji ini dalam satu kelompok dipimpin oleh seorang pemimpin yang disebut Amirul Haj yang menyerupai kapten kapal.
"Jamaah haji harus berani menghadapi bahaya yang telah membuat takut orang-orang yang kurang patuh kepada Allah dibandingkan mereka," katanya.
Mereka harus lebih dahulu menyebrangi segala macam daratan dari padang pasir hingga hutan, dan sering juga membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk tiba. Seseorang yang belum menikah ketika meninggalkan kampung halaman yang sangat jauh tiba-tiba di Makah dengan seorang istri dan beberapa anak ketika meninggalkan kampung halaman yang sangat jauh tiba di Makkah dengan seorang istri dan berapa anak.
"Orang lain mulai berangkat pada usia muda, tiba di Makkah pada usia 70 tahun," katanya.
Kafilah dikawal oleh 1 pasukan tentara dan meliputi pengawal berkuda, pemandu, pembuat pelana, seorang kapal tukang masak, beberapa juru masak dan 1 atau 2 orang dokter. Untuk menghindari panas pada siang hari, Kafilah berangkat pada malam hari.
"Tetapi selama musim dingin, mereka berangkat pada siang hari," katanya.
Saniyasnain mengatakan, seperti dikutip dari Aramco and Its World, ada beberapa rute utama Kafilah menuju Makkah. Jamaah haji dari Turki berkumpul di Istanbul dan berjalan kaki perlahan melewati anatolian bergabung dengan jamaah haji dari setiap kota yang mereka lalui.
Di damaskus mereka bergabung dengan jamaah haji dari Suriah, lalu melanjutkan perjalanan melewati Utara Arabia dan akhirnya berbelok ke selatan ke Madinah dan Mekkah. Jamaah haji dari Irak berkumpul di Baghdad dan mengikuti jalan Jubaidah melewati Najd dan langsung ke Madinah dan berhubungan dengan jalan utama ke Makkah
Rute ketiga digunakan oleh jamaah haji dari Mesir melewati Pantai Laut Merah Arabia. Jamaah haji yang melewati rute-rute tersebut berkumpul di di Makkah, tempat mereka bergabung dengan para jamaah haji yang lain yang telah menempuh perjalanan darat melalui Afrika dan melewati jalur laut dari anak benua India dan India Timur.