Selasa 06 Jul 2021 17:07 WIB

Ibadah Haji Jembatani Interaksi China dan Timur Tengah

Kehadiran jamaah haji China adalah bagian terpenting interaksi tersebut.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Jamaah haji Cina
Foto:

Karena keyakinan agama, Muslim Cina melaksanakan haji. Konektivitas global dan krisis di abad 19 dan 20 menciptakan keinginan di kalangan Muslim China untuk menghubungkan China dan Jazirah Arab, yang dianggap sebagai pusat dunia Islam. Dengan demikian, jalur perjalanan antara China dan Timur Tengah dihidupkan kembali mulai abad ke-19, di tengah masuknya China ke dalam sistem internasional yang dipimpin oleh negara-negara Barat.

Misalnya, Ma Dexin (1794–1874), seorang sarjana Cina Hui dari provinsi Yunnan di bagian barat daya Cina, pergi berziarah ke Makkah antara tahun 1840 dan 1848. Rute dimulai dari Yunnan, melalui Burma dan Samudra Hindia, dan akhirnya mencapai Jazirah Arab. 

"Meskipun itu adalah masa pengaruh besar Kerajaan Inggris, dalam kepentingannya dalam pelayaran, itu juga merupakan ruang pertemuan bagi Ma Dexin. Di Yangon, dia tinggal dengan seorang pedagang dari Surat (di India), dan di Makkah, dia tinggal di rumah orang Jawi, mengacu pada orang Melayu," kata Jeong. 

Rute perjalanan haji itu penting dalam mempelajari hubungan China-Timur Tengah. Mirip jalur maritim BRI dengan Samudera Hindia sebagai pusat perdagangan. Catatan Ma Dexin tentang rute utara ke Makkah, yang melewati Asia Tengah dan Iran, juga menunjukkan kesamaan dengan rute BRI kontinental saat ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement