IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Filantropi Indonesia mengampanyekan gerakan berkurban tanpa sampah plastik. Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia, Hamid Abidin, juga mengajak masyarakat khususnya pegiat ataupun lembaga filantropi untuk bersama-sama mengurangi penggunaan sampah plastik pada Hari Idul Adha.
"Saat Idul Adha biasanya ada peningkatan volume sampah karena biasanya para panitia kurban membungkus daging kurban yang nantinya dibagikan ke masyarakat itu ke dalam kantong plastik. Nah ini yang membuat sampah plastik meningkat tajam juga," tutur dia dalam agenda virtual bertajuk 'Kurban Asik tanpa Sampah Plastik', Kamis (8/7).
Hamid menjelaskan, volume sampah plastik itu 5,4 juta ton per tahun. Masalah ini menjadi lebih kompleks selama pandemi Covid-19. Sebab dalam situasi itu, banyak yang belanja online dan sebagian besar belanjaan mereka dikemas dengan kantong plastik.
Belum lagi, lanjut Hamid, sampah medis yang juga menumpuk dan belum tertangani. Karena itu, Filantropi Indonesia melalui gerakan 'Qurban Asik tanpa Sampah Plastik' mendorong lembaga-lembaga filantropi khususnya yang berbasis keagamaan, seperti Baznas dan lembaga amil zakat, untuk terlibat dalam gerakan tersebut.
"Kami mendorong agar kurbannya tidak lagi dikemas dalam kemasan plastik atau kantong plastik, tetapi menggunakan kemasan lain yang ramah lingkungan misalnya daun," tutur dia.
Hamid juga menyadari, Idul Adha memberikan dampak yang positif pada aspek ekonomi dan sosial. Potensi ekonomi dari Idul Adha tergolong besar karena ada transaksi yang menghidupkan ekonomi dan meningkatkan gizi masyarakat.
"Kami berharap, keterlibatan lembaga filantropi selain memberikan dampak ekonomi dan sosial, tetapi juga meminimalisasi dampak negatifnya dalam bentuk sampah plastik dalam rangka mengatasi masalah plastik sekaligus meningkatkan dampak positif dari qurban yang menjadi bagian dari ritual keagamaan kita," katanya.