Sabtu 10 Jul 2021 12:15 WIB

Aktor Palestina Protes Filmnya Dikategorikan Film Israel

Eran Kolirin tak bisa mengabaikan kontradiksi film di bawah label Israel

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Festival Film Cannes
Foto: cannes
Festival Film Cannes

IHRAM.CO.ID, TEL AVIV – Pemeran film Let There Be Morning yang disutradarai oleh orang Israel bernama Eran Kolirin menolak ambil bagian dalam Festival Film Cannes meskipun akan ditayangkan pada Sabtu (10/7). Para aktor yang merupakan warga negara Palestina Israel menjelaskan dalam pernyataan di media sosial, mereka akan mengambil tindakan politik untuk memprotes penghapusan budaya Palestina.

“Kita tidak bisa mengabaikan kontradiksi masuknya film ke Cannes di bawah label film Israel ketika Israel terus melakukan pembersihan etnis, pengusiran, dan apartheid selama puluhan tahun terhadap rakyat Palestina,” kata para aktor dalam sebuah pernyataan.

Mereka mengaku setiap industri film berasumsi karyanya berada di bawah label etno-nasional Israel, itu semakin terpelihara realitas yang tidak dapat diterima. Yakni, identitas penindasan berkelanjutan terhadap orang-orang Palestina.

“Mengharapkan kita untuk berdiam diri dan menerima label negara yang telah menyetujui gelombang kekerasan dan perampasan terbaru ini tidak hanya menormalkan apartheid tapi juga terus mengizinkan penyangkalan kejahatan yang dilakukan pada orang Palestina,” tambahnya.

Let There Be Morning adalah film yang diangkat dari buku karangan jurnalis bernama Sayed Kashua. Buku tersebut menceritakan kisah Sami, seorang warga Palestina Israel yang mengunjungi kembali kampung halamannya bersama keluarganya untuk menghadiri pernikahan saudara laki-lakinya.

Setelah pernikahan, Sami dan keluarganya bertemu tentara Israel yang memaksa mereka untuk tinggal di desa. Kemudian, Sami dipenjara dan dikepung di kampung halamannya tanpa mengetahui alasan pengepungannya.

Film tersebut yang merupakan karya kreatif kami tentang The State of Siege, sebuah frasa yang diciptakan oleh Penyair Palestina Mahmoud Darwish. Keadaan pengepungan diwujudkan dalam tembok, pos pemeriksaan, penghalang fisik dan psikologis, dan subordinasi dan pelanggaran identitas, budaya, gerakan, dan hak asasi manusia Palestina.

Dilansir Middle East Monitor, Sabtu (10/7), para bintang film mengakhiri penjelasan mereka dengan menyerukan lembaga seni dan budaya internasional untuk memperkuat suara seniman dan kreatif Palestina karena mereka melawan segala bentuk penindasan kolonial Israel terhadap hak rakyat Palestina untuk hidup.

Pernyataan tersebut ditandatangani oleh akrot Alex Bakri, Juna Suleiman, Ehab Elias Salameh, Salim Daw, Izabel Ramadan, Samer Bisharat, Yara Jarrar, Marwan Hamdan, Duraid Liddawi, Areen Saba, Adib Safadi, dan Sobhi Hosary.

Direktur Kolirin mengatakan kepada surat kabar Israel Haaretz dia mengerti alasan dibalik tindakan para aktor dan mendukung setiap keputusan mereka. “Sangat menyakitkan bagi saya mereka tidak akan berada di sana untuk merayakannya tapi saya menghormati posisi mereka,” kata Kolirin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement