IHRAM.CO.ID, RIYADH — Arab Saudi telah menyetujui vaksin virus corona Moderna untuk penggunaan darurat. Ini menjadikan Moderna sebagai vaksin keempat yang diberikan di wilayah Kerajaan bersama dengan Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca, dan Johnson & Johnson.
Otoritas Makanan dan Obat-obatan Saudi (SFDA) mengumumkan, persetujuan ini diberikan setelah Moderna, perusahaan farmasi yang berbasis di AS, itu mengajukan permintaan persetujuan dan pendaftaran di Kerajaan.
"Keputusan untuk menyetujui pendaftaran dan mengizinkan penggunaan vaksin dibuat berdasarkan data yang diberikan oleh perusahaan," kata pernyataan itu, seperti dilansir dari Saudi Gazette, Sabtu (10/7).
Dalam pernyataan SFDA disebutkan bahwa setelah persyaratan selesai, otoritas mulai meninjau dan mengevaluasi file pendaftaran dari beberapa aspek. Termasuk juga mengevaluasi efektivitas dan data keamanan yang ditunjukkan dalam uji pra-klinis dan studi klinis.
Selain itu, juga memverifikasi kualitas vaksin dengan meninjau data ilmiah yang menunjukkan kualitas manufaktur dan stabilitas produk selain memverifikasi tahapan pembuatan dan komitmen pabrik. Hal ini untuk menerapkan prinsip-prinsip manufaktur farmasi yang baik (GMP) sesuai standar internasional di industri farmasi.
Arab Saudi telah memberikan vaksinasi untuk mencegah infeksi Covid-19 hingga 24 Juni yang lalu setidaknya 70 persen populasi orang dewasa dengan lebih dari 16,8 juta dosis pertama.
"Program vaksinasi tahap selanjutnya akan fokus pada pemberian vaksin dosis kedua untuk kelompok usia 50 tahun ke atas bagi mereka yang mengambil dosis pertama mulai hari ini," ujar Kementerian Kesehatan Arab Saudi dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Kesehatan Saudi mengatakan akan terus memberikan dosis pertama kepada mereka yang tidak menerimanya pada periode sebelumnya. Pada Januari, pihaknya mengatur jadwal ulang tanggal pemberian vaksin dosisi kedua di keempat pusat vaksinasi di Ibu Kota Riyadh dan beberapa kota lain yaitu Jeddah, Dammam, dan Madinah.