Jumat 16 Jul 2021 01:17 WIB

Kurangnya Pembimbing Agama Islam di Penjara AS

Hanya enam persen pembimbing agama di penjara federal adalah Muslim

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Penjara/ilustrasi
Foto: pixabay
Penjara/ilustrasi

IHRAM.CO.ID, COLUMBIA--Seorang narapidana di penjara federal di South Carolina, Amerika Serikat, Abdul Muhaymin al-Salim masuk Islam selama masa tahanannya karena tuduhan narkoba dari tahun 2004 hingga 2014. Pada tahun pertamanya di sana, pria berusia 49 tahun itu masih mengingat seorang sukarelawan pembimbing agama Islam datang ke penjara beberapa kali.

Namun di tahun kedua, selama Ramadhan, bulan suci bagi umat Islam, pembimbing itu tidak lagi diperbolehkan lagi datang ke penjara.  Al-Salim tidak pernah menemukan alasannya.

"Ada beberapa contoh di mana kami bisa saja ditolak atau tidak menerima perwakilan atau kebutuhan kami," katanya dilansir dari NPR, Senin (12/7).

Muslim adalah kelompok agama terbesar ketiga di penjara federal tapi secara signifikan kurang terwakili dalam hal bimbingan agama, menurut laporan inspektur jenderal Departemen Kehakiman yang dirilis pekan lalu.  Saat ini, hanya enam persen pembimbing agama di penjara federal adalah Muslim, padahal 9,4 persen narapidana di tempat itu diidentifikasi sebagai Muslim.

Pada Maret 2020, 199 dari 236 pendeta penjara federal, atau 84 persen adalah Kristen Protestan, meskipun kelompok agama itu hanya terdiri dari 34 persen narapidana.  Saat ini tidak lebih dari 13 pendeta Muslim dalam enam tahun terakhir yang bekerja di penjara federal, dan jumlah itu tetap hari ini, meskipun jumlah narapidana Muslim telah meningkat selama waktu itu, menjadi 11.073.

Kebutuhan populasi Muslim di penjara federal tidak terlayani tanpa pendeta, kata para pemimpin Muslim.  Karena sebagian besar kebaktian harus dipimpin oleh seorang pendeta, tidak memiliki pendeta Muslim berarti kebaktian dibatalkan.  Ketika pendeta Muslim dipekerjakan, mereka juga memastikan narapidana Muslim memiliki akses ke buku-buku, sajadah dan makanan halal dan bahwa mereka dapat dengan bebas menjalankan iman mereka.

Untuk merekrut pembimbing Muslim tambahan, biro itu mengatakan sedang bekerja dengan pembimbing penjara dan sedang berupaya untuk menemukan kandidat.

"Biro Penjara berkomitmen untuk memastikan bahwa narapidana dari semua agama dapat mempraktikkan agama mereka dan juru bicara dalam layanan keagamaan sambil juga menjaga langkah-langkah keselamatan dan keamanan yang tepat," kata Donald Murphy kepada NPR dalam sebuah pernyataan.

Ada alasan lain mengapa sulit untuk merekrut pendeta Muslim. Diantaranya adalah ketakutan mereka akan menyebarkan pemahaman ekstremis kepada para tahanan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement