Jumat 16 Jul 2021 01:41 WIB

Brand Muslimah Kembangkan Sayapnya di Pasar Ritel AS

Brand Hijab Henna & Hijabs kini telah menjangkau banyak pasar ritel di AS

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
 Brand Hijab
Foto: About Islam
Brand Hijab "Henna & Hijabs" kini telah menjangkau banyak pasar ritel di Amerika Serikat

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Brand Hijab "Henna & Hijabs" kini telah menjangkau banyak pasar ritel di Amerika Serikat (AS). Hijab buatan muslimah, Hilal Ibrahim (26) ini, telah tersedia di 16 toko Nordstrom, termasuk di Mall of America di Bloomington.

Wanita Muslim Minneapolis Hilal Ibrahim telah membuat sejarah setelah bermitra dengan pengecer mode Nordstrom, untuk memamerkan desain mewahnya sebagai hijab pertama yang dijual di pengecer mode besar di AS.

"'Sekarang waktunya. Itu moto perusahaan kami,” kata Ibrahim dilansir dari About Islam, Kamis (15/7).

"Ini adalah momen yang surealis, seolah-olah ini benar-benar terjadi," ungkapnya.

Ibrahim mulai menjalankan usaha "Henna & Hijabs" pada 2017 lalu bertujuan untuk membuat hijab lebih mudah diakses oleh muslimah di negaranya. Usahanya ini merupakan butik yang mengkhususkan diri dalam henna organik dan hijab buatan tangan.

Pada akhir 2019, ia membuat koleksi hijab untuk pasien dan staf di Rumah Sakit Methodist di St. Louis Park, rumah sakit pertama di negara itu yang membawa hijabdi toko suvenirnya.

Beberapa bulan kemudian, pandemi Covid-19 melanda negara itu, dan permintaan hijab untuk rumah sakit meledak. Dia menyumbangkan 700 hijab ke rumah sakit di seluruh negara bagian, termasuk Mayo Clinic.

Awal pekan ini, hijabnya memulai debutnya di 16 toko Nordstrom, termasuk di Mall of America di Bloomington. “Jika saya akan membeli hijab, saya harus pergi ke mal Somalia tertentu di Minneapolis, tapi saya tinggal jauh di Fridley,” kata Sahra Mohamed, teman Ibrahim.

Peluncuran ini juga penting untuk representasi karena beberapa manekin Nordstrom sekarang akan mengenakan hijab untuk pertama kalinya. “Ini memberi tahu jutaan muslimah dan gadis muda bahwa mereka juga terlihat seperti orang-orang di toko ini dan mereka pantas berada di sini,” kata Ibrahim.

Islam menjadikan hijab sebagai kewajiban dalam menutup aurat dan bukan sebagai simbol agama yang menunjukkan afiliasi seseorang. Bagi muslimah, keyakinan dan nilai agama menentukan cara mereka menyusun dan mendekati kehidupan mereka.

Menurut Islamic Fashion Design Council ( IFDC ), Muslim menghabiskan sekitar 322 miliar dolar AS untuk fashion pada 2018. Industri fashion hijab bisa mencapai 488 miliar dolar AS tahun ini.

Pengecer mode internasional non-Muslim juga telah mencoba memasuki ceruk pasar untuk pakaian sederhana. Misalnya, label kelas atas 'Dolce & Gabbana' baru-baru ini merilis koleksi jilbab dan abaya untuk perempuan Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement