Sabtu 17 Jul 2021 00:45 WIB

Haji Syudja', Pelaksana Teologi Al Maun (III)

Perkembangan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah bermula dari rintisan Haji Syudja

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu
Foto:

Akan tetapi, publik umum jadi mengetahui, betapa sukarnya perjalanan haji orang-orang Hindia Belanda. Pemerintah kolonial lantas membuat kebijakan baru, yakni menurunkan harga tiket kapal laut yang khusus mengangkut calon jamaah haji. Tarifnya diturunkan dari 250 gulden menjadi 75 gulden.

Selanjutnya, pada 1926 Muktamar Alam Islami digelar sebagai forum pertemuan antartokoh Islam dari seluruh dunia. Makkah menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara tersebut. Dari Hindia Belanda, Haji Syudja' turut hadir sebagai utusan.

Guna mencari dukungan, di forum itu ia memaparkan perjuangan umat Islam Nusantara di bawah kontrol kolonialisme Belanda. Salah satu topik yang dikemukakannya ialah, kebijakan Belanda yang kerap menyulitkan orang-orang Nusantara untuk berhaji. Sejak saat itu, pemerintah kolonial mengecapnya sebagai sosok yang berbahaya bagi stabilitas.

Suryana mengatakan, Haji Syudja' bahkan pernah diperkarakan di pengadilan. Sebab, kritik-kritiknya dianggap merongrong kewibawaan rezim penjajah. Bagaimanapun, suara dan aksinya tidak pernah surut.

 

Sampai hari-hari menjelang wafatnya pun, Haji Syudja' masih terus aktif dalam urusan keumatan, termasuk penyelenggaraan haji. Ia meninggal dunia pada 5 Agustus 1962, setelah sekitar setengah abad ikut membesarkan Muhammadiyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement