Kamis 15 Jul 2021 07:15 WIB

Sosok: Abdul Abdul Karim Oei (Bagian Pertama)

Nama Haji Abdul Karim menjadi figur penting dalam dakwah Islam di Indonesia.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Pengurus masjid melaksanakan shalat di Masjid Lautze di Jalan Lautze, Sawah Besar, Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengurus masjid melaksanakan shalat di Masjid Lautze di Jalan Lautze, Sawah Besar, Jakarta.

IHRAM.CO.ID,  Nama Haji Abdul Karim Oei menjadi figur penting dalam dakwah Islam di Indonesia. Mubaligh kelahiran 6 Juni 1905 ini pun memiliki rekam jejak dalam sejarah perjuangan bangsa.

Selain menjadi seorang figur Persyarikatan Muhammadiyah, lelaki yang lahir dengan nama Oei Tjeng Hien itu turut mendirikan organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).

Baca Juga

Oei Tjeng Hien berasal dari Padang beberapa sumber menyebut Padang Panjang Sumatra Barat. Orang tuanya merupakan perantauan dari Provinsi Fujian (Hokkien), selatan Tiongkok. Mereka mulai hijrah ke Hindia Belanda, nama Indonesia kala itu, pada pertengahan abad ke-19. Dengan penuh ketekunan dan dedikasi, ayah dan ibu Oei bekerja sebagai pedagang.

Dalam buku autobiografi Haji Abdul Karim Oei Tjeng Hien Mengabdi Agama, Nusa dan Bangsa: Sahabat Karib Bung Karno diceritakan, ayahanda Oei sangat memperhatikan pemenuhan kebutuhan pendidikan.

 

Buah hatinya itu pun dikirim ke sekolah Belanda khusus anak-anak Tionghoa, Hollandsch-Chineesche School (HCS). Selama belajar di sana, Oei kecil menunjukkan kecerdasan di atas rata-rata. Mata pelajaran kegemarannya adalah sejarah dan ilmu bumi atau geografi.

 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement