IHRAM.CO.ID, KH Muhammad Isa Anshari merupakan tokoh yang piawai berpidato di hadapan publik, sehingga para pendengarnya terpengaruh dengan kata-katanya. Atas kepiawaiannya dalam berpidato, dia pun mendapatkan julukan Singa Podium.
Kiai Isa, panggilannya, adalah alim sekaligus politisi asal Sumatra Barat. Selain piawai dalam berpidato, ulama ini juga sangat jago menulis. Karya-karyanya sekuat pidato-pidato yang ia sampaikan di atas podium, sehingga membuat Presiden Sukarno saat itu menjadi gerah.
Dalam bukunya yang berjudul Mujahid Dakwah, Kiai Isa mengatakan bahwa pidato dan pena harus bergerak serempak. Dalam berdakwah sebaiknya lisan dan tulisan berjalan seiring.
Dia mengatakan, dengan kekuatan yang dimilikinya, para orator akan menegakkan kembali kepala bangsanya yang sudah terbenam dalam lumpur kehinaan dan kerendahan. Menurut dia, para nabi dan rasul pada umumnya juga merupakan seorang ahli pidato yang patut dicontoh. Para nabi dan rasul yang di kirim ke dunia pada umumnya adalah ahli pidato yang ulung, juru dakwah yang bijak, mubaligh yang tangkas.
Sementara, tulisan dan jejak pena seorang pengarang akan menjadi pelopor dari suatu pemikiran, pandangan, keyakinan, ide, dan cita. Menurut dia, revolusi-revolusi besar di dunia juga selalu di dahului oleh jejak pena dari seorang pengarang.