Advertisement

Perkembangan Rute Jamaah Haji dari Penjuru Dunia

Rabu 21 Jul 2021 12:38 WIB

Rep: Rossi Handayani / Red: Muhammad Subarkah

Sebagian rombongan jamaah haji asal Rusia yang ke Makkah dengan menggunakan mobil karavan tengah melepas lelah di Terminal Kudai, Makkah

Foto: Muhammad Subarkah/Republika
Inilah rute jamaah pergi haji dari zaman ke zaman

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Sebelum ditemukannya mobil, bus, dan moda transportasi massal modern lainnya, jamaah yang melakukan haji dan umrah hanya mengandalkan konvoi unta, kuda, dan keledai untuk mencapai kota suci Makkah dan Madinah. Mereka melakukan perjalanan berat yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Bahkan ketika alat transportasi berevolusi dari hewan beban menjadi kendaraan roda empat, dari menunggang kuda menjadi tenaga kuda, generasi yang lebih tua masih mengingat ibadah yang melelahkan. Kendati demikian, itu memiliki resonansi spiritual yang jauh lebih kuat daripada perjalanan yang relatif nyaman saat ini.

 

"Almarhum orang tua saya melakukan haji dengan karavan kereta, unta dan bagal sepanjang jalan dari Gaza ke Makkah," kata seorang warga Jeddah, Fadhel Mahmoud (76 tahun) dilansir dari Arab News Rabu (21/7).

 

"Setelah mereka kembali ke rumah, mereka mengorbankan unta, dan membagikan dagingnya kepada yang membutuhkan dan miskin," lanjut dia.

 

Mahmoud mengingat pengalaman haji pertamanya pada 1968, tiba di Kota Tenda di lembah Mina, tenggara Makkah.

 

"Lima puluh empat tahun yang lalu, saudara-saudara saya dan saya pergi menunaikan haji dengan truk pickup, dan kami berkemah di tenda kami dan berdoa bersama Syekh Mahmoud Khalil Al-Hussary (seorang Qari Mesir yang diakui secara luas karena keakuratan bacaan) di Mina dan Arafat," katanya. 

 

"Itu adalah haji yang sangat sederhana, dengan jumlah jamaah yang lebih sedikit daripada hari-hari ini," lanjut dia.

 

Secara historis, ada tujuh rute ibadah haji utama yang akan mendekati Makkah dan Madinah dari empat titik mata angin, lima yang paling populer adalah Irak, Suriah, Mesir, Yaman, dan Oman.

 

Rute Kufi-Makkah, juga dikenal sebagai jalur Zubaydah, yang berasal dari Irak saat ini. Ini dianggap sebagai salah satu rute haji dan perdagangan terpenting pada periode Islam.

 

Selanjutnya rute Basra-Makkah dipandang sebagai yang paling penting kedua. Dimulai di kota pelabuhan Irak yang ramai sebelum melewati selatan melintasi timur laut Semenanjung Arab, melalui Wadi Al-Batin, kemudian terus melalui gurun Al-Dahna yang terjal, di mana itu akan bergabung dengan jalur Kufah-Makkah.

 

Kemudian rute Mesir ke Makkah adalah yang paling populer selama tiga abad pertama Hijriah. Rute ini  digunakan oleh para jamaah dari barat sejauh Maroko dan Andalusia di Spanyol.

 

Sementara Rute Suriah, menghubungkan Syam dengan dua masjid suci Makkah dan Madinah. Jalurnya dimulai di Damaskus sebelum melewati Daraa dan terus ke AlUla di Arab Saudi.

 

Di sepanjang rute Tabuk ke AlUla, para arkeolog telah menemukan bukti adanya kolam, kanal, dan prasasti Kufi yang ditinggalkan oleh para pelancong di sepanjang jalan bersejarah ini. Itu berkembang selama era Abbasiyah (750-1258).

 

 

 

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Sebelum ditemukannya mobil, bus, dan moda transportasi massal modern lainnya, jamaah yang melakukan haji dan umrah hanya mengandalkan konvoi unta, kuda, dan keledai untuk mencapai kota suci Makkah dan Madinah. Mereka melakukan perjalanan berat yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Bahkan ketika alat transportasi berevolusi dari hewan beban menjadi kendaraan roda empat, dari menunggang kuda menjadi tenaga kuda, generasi yang lebih tua masih mengingat ibadah yang melelahkan. Kendati demikian, itu memiliki resonansi spiritual yang jauh lebih kuat daripada perjalanan yang relatif nyaman saat ini.

 

"Almarhum orang tua saya melakukan haji dengan karavan kereta, unta dan bagal sepanjang jalan dari Gaza ke Makkah," kata seorang warga Jeddah, Fadhel Mahmoud (76 tahun) dilansir dari Arab News Rabu (21/7).

 

"Setelah mereka kembali ke rumah, mereka mengorbankan unta, dan membagikan dagingnya kepada yang membutuhkan dan miskin," lanjut dia.

 

Mahmoud mengingat pengalaman haji pertamanya pada 1968, tiba di Kota Tenda di lembah Mina, tenggara Makkah.

 

"Lima puluh empat tahun yang lalu, saudara-saudara saya dan saya pergi menunaikan haji dengan truk pickup, dan kami berkemah di tenda kami dan berdoa bersama Syekh Mahmoud Khalil Al-Hussary (seorang Qari Mesir yang diakui secara luas karena keakuratan bacaan) di Mina dan Arafat," katanya. 

 

"Itu adalah haji yang sangat sederhana, dengan jumlah jamaah yang lebih sedikit daripada hari-hari ini," lanjut dia.

 

Secara historis, ada tujuh rute ibadah haji utama yang akan mendekati Makkah dan Madinah dari empat titik mata angin, lima yang paling populer adalah Irak, Suriah, Mesir, Yaman, dan Oman.

 

Rute Kufi-Makkah, juga dikenal sebagai jalur Zubaydah, yang berasal dari Irak saat ini. Ini dianggap sebagai salah satu rute haji dan perdagangan terpenting pada periode Islam.

 

Selanjutnya rute Basra-Makkah dipandang sebagai yang paling penting kedua. Dimulai di kota pelabuhan Irak yang ramai sebelum melewati selatan melintasi timur laut Semenanjung Arab, melalui Wadi Al-Batin, kemudian terus melalui gurun Al-Dahna yang terjal, di mana itu akan bergabung dengan jalur Kufah-Makkah.

 

Kemudian rute Mesir ke Makkah adalah yang paling populer selama tiga abad pertama Hijriah. Rute ini  digunakan oleh para jamaah dari barat sejauh Maroko dan Andalusia di Spanyol.

 

Sementara Rute Suriah, menghubungkan Syam dengan dua masjid suci Makkah dan Madinah. Jalurnya dimulai di Damaskus sebelum melewati Daraa dan terus ke AlUla di Arab Saudi.

 

Di sepanjang rute Tabuk ke AlUla, para arkeolog telah menemukan bukti adanya kolam, kanal, dan prasasti Kufi yang ditinggalkan oleh para pelancong di sepanjang jalan bersejarah ini. Itu berkembang selama era Abbasiyah (750-1258).

 

 

 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA