Kisah unik
Keahlian KH Ridwan Abdullah dalam seni lukis tidak didapatkan dari bangku sekolah formal. Bakatnya muncul secara alami dari suatu peristiwa saat dirinya masih berkelana dari satu pesantren ke pesantren lain.
Cucu Kiai Ridwan, Gus Saiful Halim, menuturkan suatu kisah yang menarik.Setelah mondok di pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, Ridwan kemudian bekerja di rumah seorang Belanda yang kebetulan berprofesi sebagai pelukis.
Suatu ketika, Ridwan menumpahkan tinta di kanvas lukisan orang Belanda tersebut tanpa disengaja. Ia pun sempat gugup dan panik. Akan tetapi, ia lantas memberanikan diri untuk mengakui kelalaiannya itu serta berjanji untuk memperbaiki lukisan tersebut sebisa mungkin.
Orang Belanda tersebut sempat kesal begitu mengetahui kejadian tersebut. Namun, setelah melihat hasil pekerjaan Ridwan, raut wajahnya tidak jadi marah.
Sebab, hasil tumpahan tinta itu justru menjadikan lukisan tersebut tampak lebih bagus. Sejak saat itulah, kata Gus Saiful, bakat seni lukis Kiai Ridwan mulai terlihat. Pada akhirnya, sejarah mencatatnya sebagai perancang logo organisasi Muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).
Keahliannya dalam melukis patut diteladani oleh generasi muda umat Islam. Di samping itu, ulama NU ini juga patut dijadikan contoh dalam dakwah, terutama semangat juangnya dalam mempertahankan nilai-nilai ahlus sunnah wal jamaah(Aswaja).
Kiai Ridwan dikenal sebagai kiai yang rendah hati, baik dalam bermasyarakat maupun dalam berorganisasi. Pembawaannya bersahaja dan selalu berpenampilan dengan sederhana. Meskipun di rumah mertuanya tersedia beberapa kuda dan juga sepeda motor, Kiai Ridwan memilih berjalan kaki dengan membawa kitab untuk sampai ke tempatnya menyampaikan ilmu kepada masyarakat. Bahkan, suatu kali ia sampai-sampai menjual beberapa tokonya demi keberlangsungan organisasi NU.