Kamis 22 Jul 2021 09:09 WIB

KH Abdul Halim Menggerakan Wirausaha (I)

KH Abdul Halim menulis risalah Economie dan Cooperatie dalam Ajaran Islam (1936).

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Wirausaha, ilustrasi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Wirausaha, ilustrasi

IHRAM.CO.ID, Corak pemikiran KH Abdul Halim bersifat moderat, penuh toleransi, serta menjunjung tinggi penguatan akidah dan akhlak masyarakat Muslim. Pendiri Santi Asromo dan Hayatul Qulub ini juga tidak segan-segan mengambil contoh kemajuan dari Barat untuk memacu semangat kolektif umat Islam.

Pahlawan nasional RI tersebut semasa hidupnya berjuang dalam jalan dakwah, pendidikan, politik, jurnalistik, dan ekonomi. Hal itu dilakukannya pada zaman penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, maupun ketika Indonesia merdeka.

Baca Juga

Menurut Prof Nina H Lubis dalam pengantar buku Riwayat Perjuangan KH Abdul Halim karya Miftahul Falah, sedikitnya ada tiga organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya KH Abdul Halim berkiprah. Mereka adalah Persjarikatan Oelama (PO), Sarekat Islam, dan Persatuan Umat Islam (PUI; yang merupakan fusi dari Perikatan Oemat Islam/POI dengan Persatoean Oemat Islam Indonesia/POII).

Sosok yang bernama kecil Otong Syatori ini lahir di Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka, pada 26 Juni 1887. Otong Syatori merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara.

Ayahnya bernama KH Muhammad Iskandar, seorang pengasuh pondok pesantren sekaligus penghulu Kawedanan Jatiwangi semasa pemerintahan kolonial Belanda. Adapun ibunya adalah Hj Siti Mutmainah, yakni putri dari KH Imam Safari yang diyakini masih keturunan Sunan Gunung Jati. Di bawah asuhan orang tuanya, dia tumbuh menjadi pribadi yang menggemari aktivitas belajar ilmu-ilmu agama.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement