Jumat 23 Jul 2021 03:05 WIB

Petani Kopi Garut Tetap Produktif Selama Pandemi

Saat ini nilai jual kopi cukup tinggi karena terjadi persaingan di pasaran.

Petani Kopi (ilustrasi)
Foto:

Menurut dia nilai jual ceri kopi dengan harga tinggi itu karena banyaknya pengumpul dari luar kota yang bersaing untuk membeli langsung ke petani dengan jumlah banyak."Informasinya ada pengumpul dari luar daerah yang masuk ke Garut dan membeli ceri dalam jumlah yang cukup banyak," katanya.

Ia menyampaikan kopi yang banyak dicari di Garut yakni jenis kopi arabika, sedangkan jenis kopi robusta permintaannya relatif stabil dengan harga Rp3.500 sampai Rp4.000 per kg ceri kopi.Terkait luas lahan kopi di Garut, kata Ardhy, terjadi penambahan seluas 55,75 hektare sehingga luas totalnya menjadi 5.841,5 hektare dengan jumlah produksi sebanyak 2.949 ton setara greenbean.

Pelaku usaha kopi produk "Paricoffee" di Kampung Nagrak Wetan, Desa Mangkurakyat, Kecamatan Cilawu Garut, Feri Ferdiansyah menyatakan usahanya terus berupaya bertahan untuk memproduksi kopi memenuhi permintaan pasar meskipun saat ini ada penurunan karena banyak kafe yang tutup dampak pandemi COVID-19.

"Terdampak jelas ada, tapi kami berusaha untuk tetap 'survive' berkolaborasi dengan teman-teman yang bergerak di 'marketplace'," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement