IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Najib Al-Kailani berasal dari keluarga petani. Saat berusia delapan tahun, perang Dunia II baru dimulai. Akibatnya, desa kelahiran Najib mengalami krisis ekonomi yang parah.
Haji Abdul Qadir al-Shafei, kakek Najib dari pihak ayah, adalah sosok yang berpengaruh di kehidupannya. Kakeknya adalah saudagar kapas yang dermawan dan menjadikan Alquran sebagai pedoman hidupnya.
Kakeknya banyak mengajarkan nilai-nilai moral. Berkat dorongan sang kakek, Najib mulai belajar menghafal Alquran saat berusia empat tahun.
Saat berusia delapan tahun, Najib pergi ke sebuah sekolah Amerika yang dikenal dengan Sanbat di desa terdekat. Ia lulus SMA di Tanta. Najib menghabiskan masa sekolah ini selama lima tahun.
Setelah menyelesaikan SMA, ia masuk Ilmu Kedokteran Universitas Kairo (Cairo University Fetal Medicine). Sebenarnya, Najib lebih menyukai sastra atau hukum, tetapi ayahnya memaksanya belajar ilmu kedokteran. Tak lama setelah itu, ia akhirnya tertarik dalam bidang kedokteran ini. ed: nashih nashrullah