IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Seorang wali bernama Dzun Nun Mishri rah.a bercerita ketika itu ia sedang bertawaf di Baitullah. Pandangan orang-orang tertuju ke arah Baitullah sehingga mata mereka menjadi tenang.
"Tiba-tiba seseorang datang di dekat Baitullah dan berdoa dengan khusyuk," kata Dzun Nun seperti dikisahkan Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.a dalam kitabnya Fadhilah Haji.
Orang yang dilihat Dzun Nun itu berdoa seperti ini.
"Wahai Rabbku hamba-Mu yang miskin ini, dan yang jauh dari pintu gerbang-Mu, dan lari dari rumah-Mu meminta kepada-Mu sesuatu yang paling dekat dengan-Mu, dan aku meminta ibadah yang paling engkau sukai."
"Ya Allah melalui hamba-hamba-Mu yang dekat dengan-Mu dan melalui wasilah para nabi, aku meminta kepada-Mu untuk memberikan kepadaku suatu mangkuk cinta kepada-Mu, dan singkapkanlah tabir kejahilan terhadap makrifat-Mu dari hatiku, supaya aku terbang dengan sayap kerinduan agar sampai kepada-Mu dan supaya aku bisa berbincang-bincang dengan-Mu dan teman-teman makrifat."
Setelah itu, orang tersebut menangis sedemikian rupa sehingga air matanya berjatuhan di lantai, kemudian ia tersenyum dan beranjak pergi. Karena terkesan mendengar doanya, Dzun Num Mishri rah.a , kemudian membuntutinya
"Aku berpikir dalam hati bahwa orang ini mungkin orang yang telah sempurna atau bahkan orang gila," kata Dzun Nun dalam hatinya.
Setelah keluar dari masjid, orang itu berjalan ke arah sebuah tanah kosong. Ketika Dzun Nun sedang membuntutinya, dia berkata.
"Apa yang terjadi denganmu, mengapa engkau membuntuti aku? Kerjakanlah urusanmu sendiri."
Dzun Nun bertanya kepadanya "Siapa namamu?" Dia menjawab. "Abdullah," katanya.
" Siapa ayahmu," tanya Dzun Nun.
"Abdullah," kata orang itu.
Dzun Nun berkata semua hamba Allah dan anaknya hamba-hamba Allah siapa namamu? Orang itu menjawabnya "Ayahku memberi namaku Sadun,"
Dzun Nun bertanya yang terkenal dengan sebutan Sadun Majnun? Ia menjawab.
" Ya itulah aku," kata dia.
Dzun Nun bertanya lagi. " Siapakah orang-orang mulia yang engkau berwasilah dengannya?"
Sadun menjawab.
"Mereka adalah orang-orang yang berjalan seperti jalannya orang yang telah menjadikan kerinduan sebagian sebagai matlamat hidupnya. Dan ia telah mengasingkan diri dari dunia sebagaimana orang yang hatinya telah dikuasai oleh sesuatu.
Kemudian Sadun berkata "Wahai Dzun Nun, aku telah mendengar bahwa engkau berkata, aku ingin mendengar makrifat?"
Dzun Nun barkata, Aku ingin mendapatkan manfaat dari ilmu? Kemudian Sadun membaca dua bait syair yang artinya.
"Hati orang-orang arif selalu mengingat Allah SWT yang selalu merindukannya sehingga ia membuat rumah di dekatnya ia sangat tulus dalam mencintai dan merindukan Tuhannya sehingga tidak ada sesuatupun yang bisa menghalangi kerinduannya."