IHRAM.CO.ID, ISTANBUL -- Masjid Agung Hagia Sophia menandai satu tahun pertama sejak bangunan itu meninggalkan statusnya sebagai museum dan dikembalikan fungsinya menjadi masjid pada 24 Juli 2020. Meski di tengah pembatasan terkait pandemi virus corona, Masjid Hagia Sophia berhasil tetap sepopuler sebelumnya.
Dalam satu tahun, masjid Hagia Sophia telah menerima lebih dari 3 juta pengunjung dari mulai warga Turki hingga turis. Penjabat mufti kota di mana masjid-masjid kuno yang terkenal menghiasi cakrawala Istanbul, Mustafa Yavuz, mengatakan bahwa ia yakin jumlah tersebut akan meningkat lebih jauh, dengan berakhirnya kebijakan larangan terbang oleh negara-negara lain.
Penduduk setempat dikatakan telah menunjukkan minat besar pada bangunan bersejarah tersebut, terutama setelah semua jam malam dan sebagian besar pembatasan pandemi lainnya dicabut pada 1 Juli 2021.
Yavuz mengatakan kepada Anadolu Agency pada Jumat (23/7), bahwa Hagia Sophia telah menarik minat yang luar biasa meskipun ada pandemi, di mana jam malam secara teratur membatasi jumlah pengunjung.
Namun demikian, seperti halnya masjid lain di seluruh Turki, masjid Hagia Sophia tetap buka. Akan tetapi, masjid menerapkan langkah-langkah menjaga jarak yang ketat dan aturan wajib masker bagi siapa pun yang melakukan sholat atau mengunjungi masjid tersebut.
"Masjid ini adalah salah satu tempat terpenting bagi Turki dan umat manusia, salah satu tempat ibadah terpenting karena merupakan bagian dari identitas Islam Turki dan Istanbul. Masjid ini juga merupakan nilai kemanusiaan bersama," kata Yavuz.
Dia mengatakan, nilai simbolis masjid Hagia Sophia sangat berarti bagi umat Islam. Ini karena perubahannya menjadi masjid terjadi setelah penaklukan Istanbul. Jadi merupakan salah satu tanda Muslim kala itu mengambil alih pemerintahan kota tersebut.
Yavuz mengatakan, meskipun kerumunan orang membanjiri masjid selama pandemi, mereka tidak akan menemui kesulitan. Pasalnya, mereka hanya mengizinkan sejumlah kecil orang dalam kelompok-kelompok untuk memasuki masjid. Tujuannya guna mencegah timbulnya masalah.
"Masyarakat juga mematuhi aturan jarak sosial dan masker," katanya.
Hagia Sophia menerima sekitar 5.000 pengunjung pada hari biasa dan sekitar 12.000 pada akhir pekan, sepanjang tahun 2020 dan 2021. Yavuz menyebutkan, sholat dzuhur secara khusus memiliki peminat yang tinggi, hingga 1.500 orang melakukan sholat pada waktu yang bersamaan.
Selama pelaksanaan sholat Jumat, jumlah ini bertambah tiga kali lipat dan terkadang lebih. Pada waktu ini, jamaah yang besar melakukan sholat di halaman masjid dan di atas hamparan Sultanahmet Square tempat Hagia Sophia berada. Selain sholat, masjid ini juga menyelenggarakan kelas hadits dan tafsir atau tafsir Al-Qur'an.
Monumen ikonik Hagia Sophia berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun hingga terjadinya peristiwa penaklukan Istanbul. Bangunan ini kemudian berfungsi sebagai masjid selama rentang waktu 1453-1934, hampir 500 tahun. Hagia Sophia terakhir berfungsi sebagai museum selama 86 tahun.
Hagia Sophia merupakan salah satu bangunan bersejarah yang paling banyak dikunjungi di Turki oleh wisatawan domestik dan internasional. Situs ini ditambahkan ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO pada 1985.
Pada 10 Juli 2020, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang telah mengubah Hagia Sophia menjadi museum, sehingga membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid setelah 86 tahun lamanya. Presiden Recep Tayyip Erdogan meresmikan Hagia Sophia sebagai masjid kembali.
Kepresidenan Urusan Agama (Diyanet), di mana Istanbul Muftiate merupakan cabang pembantu yang bertanggung jawab untuk mengawasi layanan keagamaan di masjid ini, telah menggelarkan karpet di Hagia Sophia untuk sholat umat Muslim. Masjid ini juga terbuka bagi pemeluk agama lain yang ingin masuk ke dalamnya.