Film dokumentasi ketiga adalah berkisah mengenai perjalanan haji yang lebih dari lebih dari sembilan dekade lalu atau 90 tahun laludengan judul Het Groote Mekka-Feest, The Great Mecca Feast (Perayaan Akbar Makkah).

Film bisu ini ditayangkan perdana di Leiden, Belanda, pada tanggal 8 November 1928, dan hampir pasti merupakan film mengenai Makkah dan Haji pertama yang ditonton oleh penonton Eropa. Komentar kartu teks disediakan oleh Georg Eduard Albert Krugers, yang membuat film tersebut sebagai catatan perjalanannya dari Indonesia (Hindia Belanda) ke Makkah bersama rombongan peziarah. Tampaknya cukup luar biasa bahwa film ini ada, dan ini adalah bagian yang menarik dari sejarah budaya dan sinema.

Film dokemtasi penting ke lima soal haji adalah Journey to the Heart of Islam (Perjalanan ke Sanubari Islam). Film ini adalah berupa catatan singkat dari pameran besar pertama yang didedikasikan untuk haji, yang ditampilkan di British Museum di London pada tahun 2012.

Kurator pameran berbicara tentang penelitian yang ada di baliknya. Para seniman yang berkontribusi. Juga ada kisah tentang bagaimana arsip baru dibuat oleh para peziarah kontemporer yang berupa buku harian dan catatannya juga menjadi bagian dari pameran.

Dua tahun kemudian gagasan itu berkembang menjadi pameran lain yang diadakan di Institut du Monde Arabe di Paris. Kisah ini dapat dilihat dalam 'Haji , Ziarah ke Mekah'.  Berbagai aspek ziarah disajikan melalui benda-benda seni abad pertengahan, manuskrip, kain upacara dan persembahan dengan dimensi kontemporer yang hadir melalui mata seniman Saudi tentang haji.

Film penting soal dokuemntasi perjalanan haji yang terakhir adalah 'A Road to Mecca' (Sebuah Perjalanan ke Makkah). Ini adalah film dokumenter panjang fitur yang dibuat pada tahun 2006. 

Fil 'A Road to Mecca' itu menceritakan kisah Leopold Weiss, seorang Yahudi Wina, yang masuk Islam pada tahun 1927 dan mengganti namanya  menjadi Muhammad Asad. Dia kemudiam menkadi pelancong, penulis, ahli teori politik, diplomat dan cendekiawan Islam.

Asad kemudian salah satu Muslim Eropa paling berpengaruh pada abad ke-20. Dia bahkan menjadi semacam mediator penting antara Islam dan Barat.

Film ini memprovokasi pemikiran, mendidik dan terkadang sangat mengharukan. Kisahhnya memadukan cuplikan arsip, foto, dan kutipan dari tulisan Asad, dengan wawancara kontemporer termasuk sejarawan, cendekiawan, teman, dan keluarga.

Melali film ini Asad menelusuri kembali ziarahnya ke Makkah yang dimulai di Yerusalem pada tahun 1922. Dia melakukan perjalannya dengan berinteraksi dengan banyak situasi dan orang yang berbeda baik dalam perjalanan maupun kala berada di Makkah itu sendiri.

Pada tahun 2006, film ini dianggap merupakan kisah perjalanan melalui dunia yang sangat berbeda dan dunia yang dihadapi film ini secara langsung. Hal ini menjadikannya tidak hanya potret luar biasa dari kehidupan dan warisan Mohammad Asad, tetapi juga pemeriksaan terhadap beberapa tantangan yang sedang berlangsung saat ini.