Selasa 27 Jul 2021 18:52 WIB

KH Saleh Darat, Guru Pesantren-Pesantren (I)

KH Saleh Darat dijuluki sebagai guru pesantren-pesantren.

Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto:

Fath al-Wahhab terus dikajinya dengan berguru pada Kiai Zaid dan Syekh Umar al-Syammi. Sementara, Saleh belajar kitab Syarah al-Tahrir karya Zakaria al-Anshari pada Syekh Yusuf al-Sunbulawi al-Mishri.

Syekh Jamal, seorang pengajar mazhab Imam Hanafi di Tanah Suci, juga menjadi guru bagi Saleh. Kelak, dia menulis satu buku tersendiri tentang pengalamannya menuntut ilmu-ilmu agama baik di Jawa maupun Haramain. Judulnya, Al-Mursyid al-Wajiz fi 'Ilmil Qur'an.

Selama di Makkah, kawan-kawannya banyak berasal dari komunitas Jawi. Mereka kelak masyhur sebagai ulama-ulama yang sangat terkemuka. Di antaranya adalah Syekh Nawawi al-Bantani, KH Cholil Bangkalan, Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, dan Syekh Mahfuzh at-Tirmasi yang belakangan menjadi menantu KH Saleh. 

Di pusat dunia Islam itu, kecerdasannya diakui di atas rata-rata. Bahkan, penguasa Haramain saat itu mengenal baik kepribadiannya. Karena itu, dia dipersilakan untuk ikut mengajar sejumlah murid di Masjid al- Haram, termasuk dari Indonesia.

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement