Menurut Yaqubi, dipilihnya lingkaran sebagai bentuk kota memiliki makna tersendiri. Ia mengungkapkan, al-Mansur memang mengagumi dan telah mempelajari ajaran geometris Euclid. "Bentuk lingkaran merupakan penghargaan darinya untuk ajaran tersebut," ucapnya, seperti dilansir The Guardian, belum lama ini.
Pada 30 Juli 762, pembangunan Kota Lingkar pun dimulai. Berdasarkan keterangan sejarah, tanggal tersebut merupakan hasil perhitungan para astrolog kerajaan. Kala itu, mereka menilai tanggal yang mereka pilih merupakan waktu yang tepat untuk memulai proses pembangunan sebuah kota.
Al-Mansur, sebagai khalifah pada masa itu, menyepakati usulan para astrolognya. Setelah tanggal ditetapkan, ia pun memanjatkan doa kepada Allah SWT pada upacara peletakan batu pertama yang diikuti seluruh pekerja kerajaan yang akan menuntaskan pembangunan kota tersebut.
Satu per satu bangunan didirikan di kota berdiameter 6,5 kilometer ini. Bagian bangunan yang paling mencolok adalah tembok terluar Kota Lingkar yang menjulang dan diperkirakan mencapai ketinggian 25 meter. Pada puncak tembok tersebut bertengger benteng yang saling mengapit.
Tembok raksasa itu pun dikelilingi oleh parit buatan yang memisahkan Kota Lingkar dengan daratan di seberangnya. Menurut ahli sejarah abad ke-11, al-Khatib al-Baghdadi, sekitar setengah juta batu bata disusun sedemikian rupa untuk mengokohkan tembok terluar Kota Lingkar.
"Terlepas dari hal itu, desain maupun konstruksi Kota Lingkar merupakan sumber informasi untuk sejarah pembangunan kota," ucap al-Baghdadi.