IHRAM.CO.ID, Hilal Akdeniz menghela nafas ketika diminta mengingat pengalamannya bekerja sebagai call center di Frankfurt, Jerman. Saat itu, Akdeniz yang masih sekolah dipanggil atasannya tempat ia bekerja.
Oleh atasannya, Akdeniz dibujuk untuk mengganti namanya ketika berbicara dengan klien di telepon. Nama Turki-nya dinilai membuat klien takut.
"Itu merampas sebagian identitas saya," kata Akdeniz yang sekarang berusia 41 tahun.
Bagaimanapun, dia adalah warga negara Jerman, lahir, besar dan dididik di Jerman. Namun, ia berharap nama Turki yang disandangnya dihormati.
Dalam artikel yang dipublikasikan laman Qantara.de pada Senin (26/7) diceritakan, Akdeniz bukan satu-satunya yang mengalami itu.
Menurut sebuah studi oleh Institute of Labor Economics (IZA) di Bonn, para Muslimah ini harus mengajukan rata-rata sekitar empat kali lebih banyak aplikasi daripada wanita non-Muslim untuk dipanggil wawancara, bahkan jika mereka memiliki tingkat kualifikasi yang sama.