Rabu 28 Jul 2021 21:12 WIB

Jejak Perjuangan KH Noer Alie (II-Habis)

Kisah perjuangannya melawan penjajah begitu legendaris sampai sekarang.

Menziarahi makam KH Noer Ali, di Pondok Pesantren Attaqwa Putri, Kampung Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Sabtu (17/4).
Foto: Republika/Uji Sukma Medianti
Menziarahi makam KH Noer Ali, di Pondok Pesantren Attaqwa Putri, Kampung Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Sabtu (17/4).

IHRAM.CO.ID, KH Noer Alie menjadi ketua Laskar Rakyat Bekasi serta komandan Hizbullah Bataliyon III Bekasi dalam upaya  mempertahankan Republik Indonesia yang baru saja lahir.

Dalam masa revolusi, dia bersahabat dengan panglima besar Jenderal Sudirman serta Bung Tomo. Sebelum pecah Pertempuran 10 November di Surabaya, orator ulung itu berulang kali menyebutkan nama Noer Alie dengan sebutan Kiai Haji.

Baca Juga

Padahal, sebagai ulama Betawi (Melayu), jamaknya adalah gelar Guru. Sejak saat itu, Noer Alie pun lebih sering disapa Kiai Haji (KH), yang memang sudah populer di kalangan Jawa.

Beberapa hari setelah pertempuran dahsyat itu, pada 29 November tentara Sekutu mulai memasuki daerah Bekasi Karawang. KH Noer Alie memerintahkan pasukannya untuk mundur teratur.

Ada pula beberapa pendukungnya yang tersisa di Sasak Kapuk yang lantas gugur sebagai syuhada. Posisi Belanda (NICA) semakin kuat berkat dukungan Sekutu.

(Baca Juga: Jejak Perjuangan KH Noer Ali Bagian Pertama)

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement