IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jason Mohammad, seorang presenter BBC dan acara Match of The Day 2, bicara banyak soal agama, ras, dan identitas. Dia adalah putra dari ayah Pakistan dan ibu Welsh. Ia dibesarkan sebagai seorang Muslim yang taat di Ely, secara resmi pinggiran kota Cardiff yang paling miskin.
Pada 1980-an, hidupnya sangat sulit dan ini tantangan yang tidak hanya harus dihadapi Mohammad untuk mencapai mimpinya menjadi seorang jurnalis tetapi juga yang membuatnya menekan keyakinannya. Ada kebanggaan yang tak tergoyahkan, namun ada ketakutan, keengganan, dan, pada akhirnya, luka emosional yang dalam.
"Orang-orang berpikir Islamofobia adalah hal baru, tetapi saya dilecehkan karena menjadi seorang Muslim ketika saya berusia tujuh tahun. Saya dipanggil 'Muzzie' dan suatu hari ketika berjalan pulang dari sekolah, seorang anak meludahi saya tanpa alasan," kata dia dilansir dari laman Guardian.
Di sekolah itu, di Cardiff, Mohammad menjadi satu-satunya Muslim. Di sana adalah tempat yang sulit di mana ada banyak rasis di sekitarnya. Dia terus-menerus dibuat sadar bahwa dirinya berbeda.
"Ketika Anda sadar bahwa Anda berbeda, Anda merasa itu (pelecehan rasis) dapat terjadi kapan saja. Hal semacam itu melekat pada Anda dan dapat merusak Anda di masa dewasa. Itu benar-benar terjadi pada saya, maka saya merasa tidak mampu dan tidak mau berbicara tentang iman saya selama bertahun-tahun," tuturnya.