IHRAM.CO.ID, WASHINGTON – Anggota parlemen bipartisan Amerika Serikat pada Kamis mengumumkan pembentukan kaukus kongres untuk mengatasi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang sedang berlangsung di China terhadap minoritas Muslim Uighur.
Anggota Kongres Tom Suozzi dan Chris Smith mengatakan kaukus akan menyoroti pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur dan memberlakukan undang-undang untuk mengatasi kampanye pelanggaran HAM.
“Pemusnahan dan penahanan massal yang sedang berlangsung terhadap Muslim Uighur dan kelompok minoritas lain seperti Kazakh adalah kejahatan yang dilakukan oleh Partai Komunis China. AS tidak bisa diam ketika Presiden Xi Jinping menyiksa dan berusaha membasmi seluruh penduduk,” kata Smith dalam sebuah pernyataan.
Di bawah pemerintahan Eks Presiden Donald Trump, AS menetapkan China telah melakukan genosida terhadap kelompok Muslim Uighur Xinjiang. Upaya ini terus dilakukan sampai sekarang di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Xinjiang adalah rumah bagi 10 juta orang Uighur.
Namun, Pemerintah China secara rutin menyangkal keberadaan kamp penahanan meskipun ada banyak bukti yang bertentangan. Hingga satu juta Muslim Uighur diyakini ditahan di fasilitas tersebut.
Dilansir Anadolu Agency, Jumat (30/7), Pemerintah China mengklaim situs tersebut adalah pusat pendidikan ulang yang diklaim dibangun untuk mereformasi penduduk lokal dan mengajarkan keterampilan baru.
Namun, para penyintas dan mantan tahanan telah berbicara tentang tindakan penyiksaan yang brutal dan tidak manusiawi, baik fisik maupun psikologis. Ini termasuk sterilisasi paksa terhadap perempuan Uighur, pemerkosaan, dan penghapusan paksa identitas agama.
Direktur Eksekutif Organisasi Nirlaba Kampanye untuk Uighur Rushan Abbas yang berkampanye untuk pembentukan Kaukus Uighur kongres mengatakan itu adalah alasan untuk perayaan dan pengakuan karena Partai Komunis Tiongkok menargetkan untuk melenyapkan Uighur dengan genosidanya.
“Saya sangat berterima kasih atas perkembangan ini di Kongres AS. Ini merupakan sebuah sinyal nyata bahwa perjuangan Uighur memasuki arus utama,” ujar dia.