Apalagi, dia telanjur dipandang sebagai tokoh yang berdaya secara politik untuk menarik perhatian massa. Pada Oktober 1908, Mustafa Sabri Effendi terpilih sebagai anggota parlemen Turki.
Oleh karena itu, pelbagai upaya dari kaum sekuler untuk membungkamnya di tingkat nasional kian mengemuka.
Di dewan perwakilan rakyat, Mustafa Sabri Effendi dikenal sebagai orator yang ulung. Saat itu, dia merupakan politikus dari Partai Kebebasan dan Persatuan. Lawan politiknya terutama berasal dari Partai Komite Persatuan dan Kemajuan (CUP).
Akibat aksi demonstrasi yang dilancarkan simpatisan Partai Hunchak pada 30 September 1895 di Istanbul, semua pen dukung Partai Kebebasan dan Persatuan menjadi incaran.
Sabri Effendi pun mesti keluar dari Istanbul, yakni menuju Mesir dan kemudian Rumania dalam periode 19131918. Dengan kata lain, usainya Perang Dunia I telah menyebabkan situasi kondusif baginya untuk pulang ke Tanah Air.