Ahad 01 Aug 2021 01:29 WIB

Kontroversi Atlet Taekwondo Israel di Ajang Olimpiade

Atlet taekwondo Israel, Avishag Semberg kembali aktif bertugas di pangkalan militer

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Atlet taekwondo Israel, Avishag Semberg
Foto: Twitter
Atlet taekwondo Israel, Avishag Semberg

IHRAM.CO.ID, YERUSALEM -- Seorang atlet taekwondo Israel, Avishag Semberg memenangkan medali Olimpiade awal pekan ini. Semberg (19) menjadi orang Israel pertama yang memenangkan medali taekwondo Olimpiade dan peraih medali termuda Israel. Kini ia kembali aktif bertugas di pangkalan militernya di Komando Depan Depan Israel, di mana dia disambut oleh kepala staf militer Aviv Kochavi.

“Avishag adalah tentara wanita pertama di IDF yang memenangkan medali Olimpiade,” tweeted Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Kepala staf menyampaikan apresiasinya atas pencapaiannya yang mengesankan di Olimpiade dan mengucapkan selamat atas kemenangannya. Interaksi tersebut memicu reaksi marah dari para aktivis pro-Palestina.

"Saya menantikan hari ketika Israel dilarang dari Olimpiade justru karena kenyataan menjijikkan ini,” tulis seorang warga Palestina, dilansir dari Middle East Eye, Sabtu (31/7).

“Rekan-rekan tentaranya baru saja menembak dan membunuh seorang anak Palestina berusia 12 tahun,” kata jurnalis Yumna Patel.

Beberapa pengguna media sosial mengklaim bahwa perkembangan ini telah menunjukkan mengapa beberapa atlet memilih untuk mundur dari kompetisi Olimpiade untuk menghindari bersaing dengan orang Israel.

"Dia kembali ke markasnya untuk melanjutkan Olimpiade penindasan rasial di Palestina," kata aktivis Abier Khatib.

“Lihat, inilah alasan para atlet Sudan dan Aljazair mundur dari Olimpiade. Mereka menolak untuk melegitimasi agresor, bukan (karena) mereka antisemit," katanya.

Pekan lalu, judoka Aljazair Fethi Nourine mengundurkan diri dari Tokyo 2020 untuk menghindari potensi bentrokan dengan Tohar Butbul dari Israel dalam kompetisi di bawah 73 kg putra.

"Kami telah bekerja keras untuk lolos ke Olimpiade, tetapi perjuangan Palestina lebih besar dari semua itu," kata Nourine.

"Posisi saya konsisten dalam masalah Palestina, dan saya menolak normalisasi, dan jika saya harus absen dari Olimpiade, Tuhan akan memberi kompensasi,"  kata dia.

Atlet dan pelatihnya telah diskors oleh Federasi Judo Internasional, dan akan menghadapi tindakan disipliner. Judoka kedua, Mohamed Abdalrasool dari Sudan, juga keluar dari kompetisi.

Pejabat Sudan tidak segera mengomentari alasan penarikannya. Sudan adalah salah satu dari sejumlah negara Arab yang menormalkan hubungan dengan Israel tahun lalu.

Sementara itu, komentator Saudi telah mendorong judoka Tahani Al-Qahtani menjelang pertarungannya dengan lawan Israel Raz Hershko pada Jumat, mendesak atlet mereka untuk tidak mundur.

“Saya berharap pahlawan Saudi kita tidak akan mundur dari kontes olahraga dengan atlet Israel,” kata intelektual terkemuka Saudi Turki al-Hamad

Beberapa pakar Saudi dengan cepat menunjukkan bahwa atlet taekwondo Turki Rukiye Yildirim telah berkompetisi melawan Semberg dalam pertandingan medali perunggu, dengan sedikit reaksi di media sosial.

“Hal ini dibolehkan untuk Turki untuk bersaing dengan Israel, tapi Arab Saudi dilarang,”aya wartawan Abdul Aziz al-Khames.  

Arab Saudi belum menormalkan hubungan dengan Israel. Namun, kedua negara telah menjalin hubungan klandestin yang kuat dalam beberapa tahun terakhir. Sedanglan Turki telah secara terbuka mengakui Israel sejak 1949, meskipun hubungan telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement