Senin 02 Aug 2021 17:43 WIB

Berbedanya Tingkat Kemampuan Penafsir Alquran

Tidak semua orang berhak menafsirkan Alquran tanpa memiliki disiplin ilmu

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Alquran
Foto: pxhere
Ilustrasi Alquran

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tafsir Alquran adalah penjelasan tentang maksud firman-firman Allah sesuai kemampuan manusia. Meski demikian tidak semua orang berhak menafsirkan Alquran dengan sekehendaknya tanpa memiliki disiplin ilmu.

Prof Quraish Shihab menjelaskan kemampuan itu bertingkat-tingkat, sehingga apa yang dicerna atau diperoleh oleh seorang penafsir dari Alquran bertingkat-tingkat pula.

"Sehingga apa yang dihidangkan dari pesan-pesan Ilahi dapat berbeda antara yang satu dengan yang lain," kata Prof Quraish Shihab dalam pengantarnya Tafsir Al-Misbah.

Prof Quraish Shihab menuturkan jika studi yang diminatinya bahasa, maka tafsirnya banyak berbicara tentang aspek-aspek kebahasaan. Menurutnya, seseorang pada lingkungan budaya atau kondisi sosial, dan perkembangan ilmu, juga mempunyai pengaruh yang tidak kecil dalam menangkap pesan-pesan Alquran. Keagungan firman Allah dapat menampung segala kemampuan, tingkat, kecenderungan, dan kondisi yangberbeda-beda itu.

 

"Karena itu, bila seorang penafsir membaca Alquran, maka maknanya dapat menjadi jelas di hadapannya. Tetapi bila ia membacanya sekali lagi ia dapat menemukan lagi makna-makna lain yang berbeda dengan makna sebelumnya," katanya.

Demikian seterusnya, hingga boleh jadi ia dapat menemukan kata atau kalimat yang mempunyai makna berbeda-beda yang semuanya benar atau mungkin benar. Prof Quraish Shihab mengatakan, menurut pendapat Abdullah Darraz dalam bukunya an-Naba al-azhim ayat-ayat Alquran bagaikan intan, setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lainnya dan tidak mustahil jika kita mempersilakan orang lain memandangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement