IHRAM.CO.ID, RAMALLAH -- Indeks Produksi Industri (IPI) secara keseluruhan di Palestina dilaporkan meningkat cukup menjanjikan sebesar 10,60 persen dibandingkan Mei lalu. Kenaikan ini dijelaskan langsung oleh Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) dalam penelitiannya.
Dilansir dari Wafa News, Kamis (5/8), kenaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan kegiatan Penyediaan Air Minum, Pembuangan Air Limbah, Pengelolaan Limbah dan Remediasi sebesar 31,68 persen yang memiliki pangsa sebesar 1,84 persen dari total industri. kenaikan juga terjadi di kegiatan Industri Manufaktur sebesar 11,42 persen yang memiliki pangsa 87,89 persen dari total industri. Termasuk kegiatan Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,49 persen yang memiliki pangsa 2,89 persen dari total industri.
Sementara itu, kegiatan Penyediaan Listrik, Gas, Uap, dan Penyejuk Udara mengalami penurunan sebesar 1,39 persen yang memiliki pangsa sebesar 7,38 persen dari total industri.
Situasi di negeri para Nabi ini masih belum stabil dalam sektor industrinya, meski ada pertumbuhan secara perlahan. Dalam sektor serapan kerja, negara ini masih belum keluar dari kondisi kritis karena tingkat pengangguran yang tinggi. Tingkat pengangguran di kalangan warga Palestina berusia 20 hingga 29 tahun dengan diploma atau sarjana mencapai 54 persen pada tahun 2020.
Dengan jumlah pengangguran terbanyak berada di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Jumlah ini meningkat dari survei tahun 2019 yang mencatatkan pengangguran 53 persen.
Menurut laporan PCBS tentang pendidikan dan pasar tenaga kerja menyebut para lulusan tersebut membutuhkan sekitar 10 sampai 25 bulan sebelum mendapatkan kesempatan kerja pertama mereka. PCBS menyebutkan, pada tahun ajaran 2018/2019 jumlah mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi Palestina sebanyak 42.394 orang.
Sementara itu, pasar lokal hanya menampung 8.000 kesempatan kerja bagi lulusan 20-29 tahun. Pandemi Covid-19 selama tahun 2020 juga mempengaruhi angka itu karena hilangnya sekitar 10.000 kesempatan kerja alih-alih menciptakan peluang baru.