Jumat 06 Aug 2021 21:43 WIB

Cengkih yang Melambungkan Nama Zanzibar (I)

Zanzibar di masa jayanya dijuluki Kepulauan Rempah-Rempah.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
The Rock di Zanzibar, Tanzania
Foto:

Perebutan takhta

Zanzibar mulai dikuasai Portugal pada 1503 dan pada 1698 dikuasai Kesultanan Oman. Pada 6 April 1861, pecah konflik perebutan takhta Sultan Oman yang membuat kesultanan terpecah menjadi dua, yakni Kesultanan Zanzibar yang dipimpin Sayyid Majid bin Said Al-Busaid (1834- 1870) dan Kesultanan Oman di bawah kepemimpinan Sayyid Turki bin Said al-Busaid yang merupakan saudara Sayyid Majid.

Kala itu, Kesultanan Zanzibar menjajah sebagian kawasan di pesisir timur Afrika yang bernama Zanj dan juga Mombasa yang direbut dari Oman pada 1840. Mombasa menjadi bagian dari negara Zanzibar selama 123 tahun, hingga akhirnya ia diserahkan ke negara Kenya pada 1963.

photo
Suasana tradisi Idul Fitri di Zanzibar - (Nytimes)

Pada tahun itu, tepatnya pada 19 Desember, Zanzibar merdeka dari Inggris dan menganut sistem pemerintahan monarki konstitusional di bawah pimpinan seorang sultan. Negara itu berumur singkat karena pada 12 Januari 1964 sang sultan digulingkan sebelum akhirnya pada 26 April 1964 Tanzania berdiri.

Meski telah menjadi bagian dari Tanzania, kepulauan ini memiliki presiden sendiri sebagai kepala pemerintahan yang menangani urusan-urusan Zanzibar. Presiden yang memerintah sekarang, Amani Abeid Karume, diangkat pada 30 Oktober 2005 untuk kedua kalinya setelah pada periode sebelumnya menjabat posisi yang sama selama lima tahun (2000-2005).

photo
Zanzibar - (Wikipedia)

Zanzibar memiliki sebuah kota tua bernama Stone Town. Kota ini sekaligus menjadi kota utama dan pusat ekonomi. Stone Town menyimpan budaya lama Zanzibar dan tidak banyak berubah selama dua abad terakhir.

Di kota tersebut, rumah-rumah besar Arab masih berdiri ko koh, melambangkan pemilik aslinya yang bersaing satu sama lain menghiasi rumah mereka dengan kuningan dan ukir-ukiran.

Sebagian besar bangunan di Stone Town dibangun pada abad 19 ketika Zanzibar menjadi salah satu pusat perdagangan terpenting di kawasan Samudra Hindia.

 

Kini, pulau yang pada abad 17 hingga 19 menjadi pusat perdagangan manusia itu menjadi rumah bagi sejumlah besar Muslim Afrika yang mendominasi komposisi penduduk di sana hingga 98 persen. Sementara itu, pemeluk Islam di Zanzibar mencapai sekitar 99 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement