REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin kelompok Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa kelompoknya telah memilih untuk menanggapi serangan udara Israel di tanah terbuka, Sabtu (7/8). Dia pun membuka kemungkinan dapat meningkatkan tindakan di masa depan.
"Kami memilih kemarin membuka lahan di area Shebaa Farms untuk mengirim pesan, dan untuk mengambil langkah, dan nanti kami dapat meningkatkan dengan langkah lain," kata Nasrallah.
Nasrallah mengatakan bahwa pilihan Hizbullah termasuk tanggapan pada setiap lahan terbuka di Palestina yang diduduki utara, Galilea, atau Dataran Tinggi Golan. Tidak ada serangan yang dilaporkan pada Sabtu dan sejauh ini tidak ada korban yang dilaporkan. Namun, sehari sebelumnya, Hizbullah menembakkan roket ke arah pasukan Israel, menarik tembakan balasan dari Israel ke Lebanon selatan.
Kedua belah pihak menargetkan lahan terbuka. Serangam tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak ingin meningkatkan intensitas lebih jauh.
Dalam pidato memperingati berakhirnya perang 2006 dengan Israel, Nasrallah mengatakan, serangan udara Israel minggu ini adalah perkembangan berbahaya yang belum pernah terlihat dalam 15 tahun terakhir. Dia menyatakan kelompok itu ingin menunjukkan setiap serangan udara Israel akan ditanggapi dengan cara yang tepat dan proporsional.
Pertukaran serangan dimulai pada Rabu (4/8). Saat itu Israel mendapatkan serangan roket dari Lebanon dan tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Serangan itu, yang tidak dikomentari oleh Hizbullah, memicu serangan artileri dan serangan udara Israel.
Ketegangan regional semakin tinggi menyusul dugaan serangan Iran terhadap sebuah kapal tanker minyak yang dikelola Israel di Teluk pekan lalu dengan dua anggota awak meninggal dunia. Teheran membantah terlibat serangan tersebut.