Kamis 12 Aug 2021 14:14 WIB

Sultan Baabullah, Pahlawan Islam dari Ternate (II)

Pada 28 Februari 1570 Baabullah diangkat menjadi raja.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
  Sejumlah warga beraktivitas di depan Kedaton (keraton) Kesultanan Ternate dengan dengan latar belakang Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, Ahad (28/12).  (Antara/Widodo S. Jusuf)

Baabullah memberikan beberapa opsi. Pertama, Portugis harus menyerah dalam waktu satu hari dengan membawa harta benda mereka. Jika itu yang dipilih, mereka akan diperlakukan secara adil. Lelaki Portugis yang telah beristrikan pribumi Ternate diperbolehkan tetap tinggal. Syaratnya, mereka mau dijadikan sebagai kawula kesultanan. Kedua, Portugis menyerahkan sosok pembunuh Sultan Khairun kepadanya.

Pada 31 Desember 1575 Sultan Baabullah berhasil mengusir Portugis sepenuhnya dari Maluku. Sejarawan Bondan Kanumoyoso mengatakan, upaya sang sultan dilakukan dengan menjunjung prinsip-prinsip toleransi dan hak asasi manusia.

Sebab, pemimpin Ternate itu tidak menghabisi seluruh orang yang berbeda agama. Bahkan, para pria Portugis yang sudah berkeluarga dengan penduduk lokal diboleh kan tetap tinggal di wilayah kesultanan. 

Tahun berikutnya, Sultan Baabullah menyambut kapal Portugis di Pelabuhan Talangame, yang datang membawa bahan-bahan makanan. Kapal tersebut diizinkan untuk bersandar. Hal ini menandakan bahwa sudah tidak ada permusuhan dengan Portugis. Tentunya, keharmonisan terjadi selama bangsa Eropa itu mengakui kedaulatan Ternate dan negeri-negeri bawahannya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement