IHRAM.CO.ID, KH Abdurrahim Nur lahir pada 17 September 1932 dari pasangan Teriman dan Supiah. Saat usianya baru menginjak enam tahun, ayahnya meninggal dunia. Beberapa waktu kemudian, ibunya menikah lagi. Dari ayah tirinya, Abdurrahim kecil mendapatkan banyak bimbingan, termasuk dalam segi agama. Masa kecilnya dihabiskan terutama untuk menuntut ilmu.
Pendidikan dasarnya tak ubahnya anak-anak yang tumbuh di lingkungan santri. Ia pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Tirmidzi, Porong, Sidoarjo. Di lembaga yang dipimpin Kiai Manshur dan Kiai Marzuki itu, dirinya mempelajari berbagai disiplin keilmuan, termasuk nahwu, sharaf, dan tahsin Alquran.
Seusai dari sana, ia meneruskan rihlahnya ke Pondok Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang. Seperti halnya Tebuireng, pesantren tersebut pun diasuh para kiai Nahdliyin. Mereka antara lain KH Romli Tamim dan KH Dahlan Kholil.
Waktu itu, Indonesia dalam masa transisi dari era penjajahan menuju kedaulatan. Meskipun telah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, RI tetap jauh dari kondisi sentosa. Sebab, Belanda datang lagi dengan tujuan ingin menjajah kembali Bumi Pertiwi. Jawa Timur termasuk wilayah yang mengalami banyak pergolakan pada masa revolusi.