Afghanistan Abad 20 dan 21
Sejarah Afghanistan abad 20 dimulai dengan kemenangan perang atas Inggris 1921. Afghanistan menjadi negara merdeka. Konflik antarfaksi bersenjata di dalam pemerintahan Afghanistan dimulai.
1926
Amir Amanullah Khan, yang mencoba membawa Afghanistan keluar dari kesulitan dan mengejar kemajuan seperti negara lain, menolak sistem keemiran, atau emirat. Ia lebih suka membentuk monarki.
Dia meluncurkan serangkaian rencana modernisasi dan membatasi kekuatan Loya Jirga, atau dewan nasional. Mereka yang frustrasi dengan kebijakan Amanullah keluar pemerintahan dan angkat senjata pada 1928 dan 1929.
1933
Amanullah Khan turun tahta dan mengasingkan diri entah ke mana. Zahir Shah menjadi raja. Ia menciptakan stabilitas, dan memerintah selama 40 tahun.
1934
Amerika Serikat secara resmi mengakui Afghanistan.
1947
Inggris terusir dari India. Pakistan yang mayoritas Islam memisahkan diri. Pakistan berbatasan langsung dengan Afghanistan, dengan sebagian besar wilayah tak terkendali.
1953
Jenderal pro-Soviet Mohammed Daoud Khan, sepupu raja, menjadi perdana menteri dan meminta bantuan ekonomi dan militer ke Moskwa. Dia juga mempekenalkan reformasi sosial, termasuk menghadirkan perempuan ke ruang publik.
1956
PM Uni Soviet Nikita Khruschev setuju membantu Afghanistan. Kedua negara menjadi sekutu dekat.
1957
Sebagai bagian reformasi PM Daoud Khan, perempuan diijinkan kuliah dan memasuki dunia kerja.
1965
Partai Komunis Afghanistan terbentuk, dengan Babrak Karmal dan Nur Mohammad Taraki sebagai pentolan.
1973
PM Daoud Khan menggulingkan Mohammed Zahir Shah, raja terakhir Afghanistan, lewat kudeta militer. Partai Rakyat Demokratik Afghanistan yang dipimpin Daoud Khan berkuasa.
Monarki dihapus. Daoud Khan mengangkat diri menjadi presiden Republik Afghanistan, dan makin mesra dengan Uni Soviet.
1975-1977
Daoud Khan mengusulkan konstitusi baru yang memberi hak perempuan bekerja unduk modernisasi negara. Dia juga menindak orang-orang tak sepaham, mendepak orang-orang tak disukai keluar dari pemerintahan.