Rabu 18 Aug 2021 06:03 WIB

Kelompok Ultrakonservatif Dapat Terinspirasi Taliban

Wajar bila Indonesia berhati-hati sikapi Taliban

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Subarkah
Taliban kuasai Istana Presiden Afghanistan di Kabul.
Foto: Google.com
Taliban kuasai Istana Presiden Afghanistan di Kabul.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Pengajar hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah mengatakan kelompok ultrakonservatif dapat terinspirasi kemenangan Taliban. Milisi bersenjata itu berhasil merebut pemerintahan Afghanistan setelah merebut Kabul dan Presiden Ashraf Ghani lari keluar negeri.

"Sebatas ide bisa ya, karena kita semua melihat Taliban mengandalkan sentimen massa, kemudian koordinasi pun dalam sel-sel kecil, kalau dilihat dari reportase-reportase pejuang-pejuang dalam formasi kecil, kita tidak melihat formasi dalam satu brigade, kita hanya melihat level peleton bukan batalion," kata Teuku, Senin (17/9).

"Kemudian senjata mereka juga acak, senjata laras panjang, laras pendek, ini masih misterius, justru karena misterius ini mengundang decak kekaguman di dunia, karena mereka tahu Taliban yang dikungkung adikuasa tersebut bisa bergerak fleksibel, mungkin bisa jadi inspirasi berbagai di dunia tidak hanya di Indonesia," tambahnya.

Teuku menambahkan di era informasi saat ini arus informasi tidak bisa dibendung. Salah satu caranya meningkatkan kewaspadaan nasional dan menjawab kebutuhan dasar masyarakat terutama pandemi membuat kehidupan masyarakat semakin sulit.

"Pemerintah harus sadar dan sudah sadar, kalau kegiatan-kegiatan yang dianggap reaksioner kegiatan anarkis, akar masalahnya tidak hanya kemiskinan tapi juga ketidakberdayaan, kemudiaan ketidakberdayaan secara hukum, secara ekonomi, ketidakberdayaan hati nurani," kata Teuku.

Ia menambahkan di saat yang sama negara harus memfasilitasi kebutuhan dasar masyarakat umum. Akses mendapatkan sandang, pangan, papan, dan infrastruktur harusnya dipermudah. Sehingga masyarakat tidak memiliki alasan perkembangan di Afghanistan sebagai suatu model.

Teuku mengatakan menjadikan kemenangan Taliban sebagai inspirasi tidak terlalu masalah. Menjadi masalah bila ada kelompok yang memandang keberhasilan Taliban merebut kekuasaan pemerintah Afghanistan yang sah sebagai model.

"Kalau inspirasi oke, sebagai pengetahuan, tapi bila sebagai model suatu gerakan itu yang harus diwaspadai," katanya.

Ia mengatakan hingga saat ini masih banyak pertanyaan mengenai keberhasilan Taliban yang belum terjawab. Seperti mengapa Amerika Serikat (AS) sebegitu mudahnya meninggalkan Afghanistan, mengapa 300 ribu pasukan negara itu yang sudah dilatih AS selama 20 tahun menyerah dengan mudah, dan mengapa persenjataan AS ditinggalkan.

"Apakah ada konsensi-konsensi rahasia, ini yang harus dibuka, dunia juga belum tahu misalnya presiden Afghanistan sedang di luar negeri, terakhir di Oman, apakah ia membangun pemerintah pelarian? Kita belum tahu negara-negara besar," katanya.  

Sementara saat ini hanya Cina dan Rusia yang terang-terangan mendukung pemerintah Taliban. Maka, tambah Teuku, wajar sikap Indonesia sangat berhati-hati. Indonesia berhubungan dengan semua pihak di Afghanistan sampai akhirnya memberikan pengakuan resmi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement