“Pesantren manapun boleh-boleh saja, asalkan (pesantren) itu mampu memberikan pembinaan dan pendidikan kepada siswa asing dari negara berkonflik,” kata dia.
Sebab, kata KH Anang, mendidik siswa asing yang negaranya sedang berkonflik tidaklah mudah. Dalam program yang dijalankan pada 2018 silam itu, KH Anang menyebut telah menyediakan sejumlah santri senior yang menjadi pendamping para santri Afghanistan.
KH Anang menyebut, santri senior pendamping itu merupakan santri-santri pilihan yang multi-tasking. Yang mana ke seluruhan santri senior tersebut dipilih berdasarkan asal wilayah mereka yang beragam.
“Sehingga kami mencoba untuk mengajarkan secara langsung kepada santri Afghanistan itu kalau berbeda itu ya nggak apa-apa. Perbedaan itu adalah rahmat,” kata dia.