Rabu 25 Aug 2021 10:55 WIB

Polisi Donasikan Hasil Lelang Jam Tangan ke ACT

Jam tangan berhasil terjual dengan tawaran terakhir Rp 3,5 juta yang diberikan ke ACT

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Gita Amanda
Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Turono mendonasikan semua hasil lelang jam tangan kesayangannya yang berlangsung di media sosial Instagram (IG) kepada ACT Bandar Lampung. (ilustrasi)
Foto: act
Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Turono mendonasikan semua hasil lelang jam tangan kesayangannya yang berlangsung di media sosial Instagram (IG) kepada ACT Bandar Lampung. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Turono mendonasikan semua hasil lelang jam tangan kesayangannya yang berlangsung di media sosial Instagram (IG) kepada ACT Bandar Lampung. Niat melelang jam tangan tersebut setelah menyaksikan perihnya kaum dhuafa dalam menghidupi diri dan keluarganya pada masa pandemi Covid-19.

Sebagai anggota polisi, tak menghalangi semangat dan niat Aiptu Turono untuk berbagi dengan sesama untuk kemanusiaan. Kedermawanan Aiptu Turono tersebut, membuatnya untuk tergerak untuk melelang jam tangan kesayangannya merek G-Shock limited edition. Pemilik Akun IG @turono86 dengan bio yakni Polri/Relawan/Food Blogger tersebut memasang iklan lelang jam di medsos pada Jumat (20/8).

Anggota Bhayangkara bertugas di Kabupaten Pesawaran, Lampung tersebut, memang dikenal aktif dalam aksi sosial. Lelang jam tangan G-Shock spesifikasi GA-700-71 printing BMW ia buka dalam satu kali 24 jam. Ia membuka awal lelang dengan Rp 3 juta. Pengikut akun IG-nya akhirnya memberikan tawaran terakhir Rp 3,5 juta.

Hasil lelang jam tangan kesayangan tersebut, Aiptu Turono menyerahkannya ke kantor ACT Bandar Lampung pada Sabtu (21/8). Donasi uang lelang diterima Kepala Cabang ACT Bandar Lampung Fajar Yusuf Dirgantara.

Keterangan yang diperoleh, anggota polisi tersebut tergerak melakukan kegiatan lelang amal tersebut setelah adanya momen ketika ia sedang membeli makan siang di salah satu warung makan yang ada di Kabupaten Pesawaran. Kala itu ia dihampiri dua orang anak usia SD.

“Saya tawari makan, nggak mau mereka. Akhirnya saya bungkusi. Setelah itu kok belum pergi juga anak ini. Ternyata mereka menunggu bekas botol minum saya,” kata Aiptu Turono dalam keterangannya yang diterima Republika, Senin (23/8).

Dia menambahkan setelah melakukan perbincangan dengan kedua anak tersebut, ternyata mereka terpaksa menjadi pemulung untuk membantu orang tuanya yang harus berhenti bekerja karena tidak memiliki modal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement