Kamis 26 Aug 2021 02:47 WIB

Ketika Perempuan Mesir Bertekad Jadi Penyanyi Lagu Religi

Menjadi stereotip bahwa lagu-lagu Islami hanya dibawakan oleh pria dan anak laki-laki

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Kairo, Mesir
Foto:

Fathi menyadari, ia menghadapi kritik berulang kali sejak dia meluncurkan Al Hur pada 2017 setelah menggandeng wanita dan gadis lain yang ingin mengikuti keinginan mereka untuk bermusik. "Sejak berdirinya paduan suara ini, kami telah menghadapi serangan luas oleh beberapa tokoh Muslim terkemuka yang membuat kami putus asa untuk mengambil langkah ini," katanya.

"Beberapa mengatakan kepada kami bahwa suara seorang wanita tidak terhormat. 'Bagaimana anak perempuan bisa menyanyikan lagu-lagu religi?' kata mereka. Tapi kami menantang diri kami sendiri untuk membuat band ini sukses," tambah Fathi.

Kekurangan waktu dan uang juga membebani ambisi paduan suara itu. Fathi membayar sekitar 500 pound Mesir (32 dolar) per jam untuk menyewa studio, di mana dia menawarkan latihan mingguan gratis yang berlangsung antara tiga hingga lima jam. Namun, anggota paduan suara harus membayar transportasi untuk menghadiri latihan dan sekitar 50 konser selama empat tahun terakhir. Itu telah mengurangi keanggotaan dari 30 menjadi hanya 10 saat ini.

"Kebanyakan dari mereka menikah dan mulai mengurus keluarga," kata Fathi, seraya menambahkan bahwa suami mereka tidak mendukung keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement