Senin 30 Aug 2021 17:01 WIB

Wamenag: Pengusaha Muslimah Perlu Kuasai Literasi Digital

Pentingnya penguasaan literasi digital dalam pengembangan usaha para muslimah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) / Ilustrasi
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) / Ilustrasi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag), KH Zainut Tauhid Sa'adi mengingatkan para pengusaha muslimah tentang pentingnya penguasaan literasi digital dalam pengembangan usahanya.

"Pengusaha muslimah wajib menguasai literasi digital. Sudah bukan zamannya lagi menjalankan bisnis secara manual, itu sudah ketinggalan zaman. Semua orang kini sudah beralih dari manual ke digital," kata Kiai Zainut saat memberikan sambutan pada Workshop Muslimah Entrepreneur yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI), Senin (30/8).

Kiai Zainut mengatakan, jangan berpikir bahwa digital itu mahal dan susah. Semua bisa dan biasa menggunakannya. Gadget yang ada di tangan ini adalah modal penting membangun usaha.

Wamenag minta gadget tidak hanya digunakan sebagai sarana komunikasi dan informasi semata. Apalagi, hanya digunakan untuk sekedar bermain gim yang menghabiskan waktu. Gadget bisa dioptimalkan sebagai modal merintis dan membangun usaha digital.

 

“Sangat sederhana, cobalah mulai memposting dan meng-endorse produk kita melalui status di media social,” ujarnya.

Wamenag juga mengajak, menggunakan media sosial untuk aktivitas produktif dan menguntungkan dengan memanfaatkannya bagi kemajuan bisnis.

Ia menerangkan, peluang bisnis berbasis digital di Indonesia sangat besar. Menurut Global Web Index, 96 persen pengguna internet Indonesia berusia antara 16 sampai dengan 64 tahun yang mencari produk atau layanan secara online untuk dibeli.

Riset Janio menemukan, Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial untuk fashion. Karena selain jumlah penduduk Muslim yang mencapai 227 juta, juga median age yang lebih muda, yaitu rata-rata 28,8. Berbeda dengan negara tetangga seperti Thailand dan China dengan median age di atas 38.

"Selain itu, 33,75 persen penduduk Indonesia masuk kelompok milenial di mana hampir 60 persen semua kebutuhan transaksinya dipenuhi secara online melalui beragam platform digital. Tingginya pengguna internet ini menjadikan Indonesia adalah salah satu pasar online terbesar di dunia," jelasnya.

Mengutip laman statista, Wamenag menjelaskan bahwa pertumbuhan e-commerce Indonesia termasuk tinggi di Asia Tenggara. Pendapatan di pasar e-commerce diproyeksikan mencapai US$ 43 Miliar pada tahun 2021 dan naik menjadi US$ 63 Miliar tahun 2025. Segmen pasar terbesar adalah fashion dengan proyeksi volume pasar sebesar US $13 Miliar tahun 2021, dengan sebagian besar pengguna e-commerce yang akan mencapai 221 juta pengguna pada 2025.

“Data-data itu janganlah hanya jadi sekedar data dan angka, seharusnya menjadi inspirasi dan informasi berharga guna menciptakan kreativitas bisnis kita mengembangan usaha,” kata Wamenag.

Wamenag mengingatkan, harus memanfaatkan media digital secara kreatif dan produktif. Isi ruang di media digital untuk usaha dan bisnis, sehingga lebih berkembang. Dengan demikian, ruang digital tertutup dari peluang pihak lain melakukan narasi radikal dan anti-sistem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement