Selasa 31 Aug 2021 06:57 WIB

Rusia Minta AS Lepaskan Cadangan Bank Sentral Afghanistan

Jika tidak, otoritas Afghanistan yang baru akan beralih ke penyelundupan opium.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Rusia Minta AS Lepaskan Cadangan Bank Sentral Afghanistan. Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, ikut serta dalam latihan, di provinsi Panjshir, Afghanistan timur laut, Senin, 30 Agustus 2021.
Foto: AP/Jalaluddin Sekandar
Rusia Minta AS Lepaskan Cadangan Bank Sentral Afghanistan. Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, ikut serta dalam latihan, di provinsi Panjshir, Afghanistan timur laut, Senin, 30 Agustus 2021.

IHRAM.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia meminta Amerika Serikat melepaskan cadangan bank sentral Afghanistan yang mereka blokir setelah Taliban mengambil alih Kabul awal bulan ini. Tindakan ini disebut Rusia agar kondisi Afghanistan semakin membaik.

“Jika rekan-rekan Barat kami benar-benar mengkhawatirkan nasib rakyat Afghanistan, kami tidak boleh membuat masalah tambahan bagi mereka dengan membekukan emas dan cadangan devisa,” kata utusan Kremlin untuk Afghanistan Zamir Kabulov, dilansir di Al Arabiya, Senin (30/8).

Baca Juga

"Amerika Serikat harus segera mencairkan aset-aset ini, untuk meningkatkan nilai mata uang nasional yang runtuh," tambahnya yang disiarkan di jaringan Rossiya 24 yang dikelola negara.

Kabulov menambahkan tanpa melakukan itu, otoritas Afghanistan yang baru akan beralih ke penyelundupan opium ilegal dan menjual senjata di pasar gelap yang ditinggalkan oleh tentara Afghanistan dan Amerika Serikat. Menurut IMF, cadangan bruto bank sentral Afghanistan mencapai Rp 129 triliun pada akhir April. Sebagian besar dana ini disimpan di luar Afghanistan.

Sementara, Amerika telah mengindikasikan Taliban tidak akan memiliki akses ke aset yang disimpan di Amerika Serikat, tanpa merinci jumlah total di sana. Afghanistan telah lama menjadi produsen opium dan heroin terbesar di dunia, dengan keuntungan dari perdagangan gelap yang diduga membantu mendanai Taliban. 

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga mengatakan prioritas pertama setelah evakuasi dari Afghanistan adalah memastikan keamanan. Prioritas ini diutamakan dengan negara-negara yang berbatasan dengan negara yang dilanda perang itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement